Minggu, 30 November 2014

Sejenak Merenungi Kalbu Kita


Sejenak Merenungi Kalbu Kita

Al-‘Allamah Ibnu Abil ‘Izzi al-Hanafi rahimahullah berkata :

Ketahuilah bahwa kalbu (hati) itu memiliki kehidupan dan kematian, penyakit dan obatnya. Ini lebih besar perkaranya dibandingkan perkara yang pada badan kita

Allah Ta’ala berfirman:

Apakah orang yang telah mati lalu Kami (Allah) hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang dengan cahaya tersebut dia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, itu serupa dengan orang yang berjalan dalam kegelapan dan sekali-kali tidak sanggup keluar dari (kegelapan) tersebut ?!…”

Al An’am : 122

Maksudnya, Orang tersebut dahulu pernah mati (kalbunya) dengan kekufuran lalu Kami (Allah) hidupkan dirinya dengan keimanan. Maka kalbu yang sehat dan hidup jika dihadapkan kepadanya kebatilan atau kejelekan, maka kalbu tersebut akan lari menjauh sesuai tabiatnya, membenci dan tidak ingin menoleh.

Ini berbeda dengan kalbu yang mati.    Sesungguhnya kalbu yang ini tidak mampu membedakan antara kebaikan dengan keburukan, sebagaimana ucapan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu :

Celakalah seseorang yang tidak memiliki kalbu yang dapat mengenal kebaikan dan kemungkaran.

Demikian pula kalbu yang sakit karena syahwat. Sesungguhnya karena lemahnya kalbu ini, ia condong kepada syahwat yang dihadapkan kepadanya, sesuai kuat dan lemahnya penyakit.

Adapun penyakit kalbu itu ada 2 macam, sebagaimana telah lewat:

1. Penyakit Syahwat

2. Penyakit syubhat (kerancuan dalam beragama)

Yang paling buruk adalah penyakit syubhat dan syubhat yang paling buruk adalah syubhat yang berkaitan masalah takdir.Kadangkala kalbu itu berpenyakit dan semakin parah penyakitnya, namun pemiliknya tidak merasakannya. Hal ini karena pemiliknya tersibukkan dan menghindar dari pengetahuan tentang sehatnya kalbu dan faktor-faktor penyebabnya.

Bahkan, kadangkala kalbu itu telah mati tapi pemiliknya tidak merasakannya.Tanda (matinya kalbu) ini adalah pemiliknya tidak merasa tersakiti oleh luka-luka keburukan, kebodohan terhadap kebenaran dan aqidah yang batil tidak membuatnya risau.

Sesungguhnya kalbu yang memiliki kehidupan, maka ia akan merasa tersakiti oleh keburukan yang melintas di hadapannya dan risau dengan kebodohannya terhadap kebenaran, sesuai tingkat kehidupan kalbu tersebut.

Kadangkala pula ia merasakan penyakit pada kalbunya, namun berat baginya untuk menahan dan bersabar terhadap pahitnya obat (bagi penyakit tersebut).

Akhirnya hal itu menimbulkan awetnya penyakit tadi.

Sesungguhnya obat bagi penyakit kalbu itu adalah menentang hawa nafsu yang merupakan seberat-berat urusan bagi jiwa manusia, seiring tidakada obat yang lebih bermanfaat bagi penyakit ini dibanding menentang hawa nafsu.

Kadangkala dirinya bertahan untuk bersabar. Namun kemudian tekadnya memudar dan tidak berlanjut, karena lemahnya ilmu dan kesabaran.

(Hal ini) seperti seseorang yang meniti jalan yang menakutkan padahal (jalan itu) menuju puncak keamanan.

Sebenarnya dia tahu bahwa jika bersabar,maka rasa takut itu akan berlalu dan diganti oleh rasa aman.

Jadi sebenarnya dia butuh kekuatan bersabar dan kekuatan keyakinan dengan apa yang dia tempuh.

Kapan saja kesabaran dan keyakinan itu melemah, maka ia akan tersingkir dari jalan dan tidak tahan menghadapi rasa berat.

Apalagi jika tidak ada teman dan merasa takut bersendirian lalu mulai berkata : “Ke mana orang-orang ini pergi, padahal aku ini sedang mengikuti mereka?

Ini adalah keadaan mayoritas manusia. Keadaan inilah yang membinasakan mereka.

Maka orang yang sabar dan jujur tidaklah merasa takut dengan sedikitnya teman dan tidak pula hilangnya teman, jika kalbunya merasa berteman dengan generasi awal umat ini.

Allah Ta'ala  berfirman tentang generasi awal ini,

...yang Allah beri kenikmatan kepada mereka dari kalangan para nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan para shalihin.Merekalah sebaik-baik teman

An Nisa’ : 69

Alangkah indahnya apa yang pernah dikatakan oleh Abu Muhammad Abdurrahman bin Ismail yang dikenal dengan Abu Syamah dalam kitab “Al Hawadits Wal Bida':

Tatkala datang perintah untuk berpegang teguh dengan Al Jama’ah, maka yang dimaksud perintah ini adalah berpegang teguh dengan kebenaran dan pengikut kebenaran.

(Hal ini) meskipun orang yang berpegang teguh dengan kebenaran itu jumlahnya sedikit, sedangkan orang yang menentangnya jumlahnya banyak. (Maksud Al Jama’ah itu adalah demikian) karena kebenaran itu adalah apa yang ditempuh oleh kelompok pertama (umat ini) sejak masa Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan masa para sahabat beliau. Kita tidak peduli banyaknya pembawa kebatilan setelah (masa)mereka (para sahabat)”

Dari al-Hasan al-Bashri rahimahullah bahwa beliau pernah berkata :

As-Sunnah itu (demi Dzat yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia) berdiri diantara orang yang berlebihan dan orang yang meremehkan. Maka bersabarlah kalian di atas As-Sunnah. Semoga Allah merahmati kalian.
Sesungguhnya Ahlussunnah itu dahulu merupakan orang yang paling sedikit jumlahnya. Mereka juga merupakan orang yang paling sedikit jumlahnya di masa-masa berikutnya.
Mereka tidak bergabung bersama orang-orang kaya dalam kemewahan dan tidak pula bersama ahlul bid’ah dalam kebid’ahan. Mereka bersabar di atas As-Sunnah hingga bertemu dengan Rabb mereka. Maka jadilah kalian seperti mereka

Tanda sakitnya kalbu adalah beralihnya kalbu tersebut dari santapan yang bermanfaat dan yang sesuai baginya menuju santapan yang membahayakan, atau beralihnya kalbu dari obat-obat yang bermanfaat kepada obat yang membahayakan.

Maka disini ada 4 perkara :

Santapan yang bermanfaat dan obat yang menyembuhkan, santapan yang berbahaya dan obat yang membinasakan.

Kalbu yang sehat itu mengutamakan kemanfaatan yang memberi kesembuhan dibanding bahaya yang memberi penyakit.

Sedangkan kalbu yang sakit itu sebaliknya.

Santapan yang paling bermanfaat adalah santapan iman dan obat yang paling bermanfaat adalah Al Qur’an. Masing-masing dari keduanya, padanya ada santapan dan obat

Barangsiapa mencari obat selain Al Qur’an dan As-Sunnah, maka dia adalah sebodoh-bodoh dan sesesat-sesatnya manusia.

Allah Ta’ala berfirman (artinya) :

Katakanlah : “Dia (Al Qur’an) itu adalah obat dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Adapun orang-orang yang tidak beriman, maka pada pendengaran mereka terdapat sumbatan dan ia (Al Qur’an) justru menjadi kegelapan bagi mereka. Mereka ini (ibarat) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh

Fushshilat : 44

Allah Ta’ala berfirman :

Dan Kami (Allah) turunkan dari Al Qur’an apa yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan tidaklah Al Qur’an itu menambah  bagi orang-orang zalim kecuali kerugian.

(Al Isra’ : 82)

Kata “dari” pada kalimat “dari Al Qur’an” menunjukkan seluruh ayat Al Qur’an, bukan sebagian ayat saja.

Allah Ta’ala juga berfirman:

Wahai manusia, telah datang kepada kalian sebuah nasehat dari Rabb kalian, obat bagi (penyakit) yang ada pada kalbu, petunjuk dan rahmat bagi kaum mukminin

Yunus : 57

Al Qur’an adalah obat yang sempurna bagi seluruh penyakit kalbu dan badan, penyakit duniawi dan ukhrawi. Namun tidak setiap orang diberi keahlian untuk dapat menjadikan Al Qur’an sebagai obat. Apabila orang yang sakit dan memiliki keahlian berobat dengan Al Qur’an, meletakkan obat tersebut pada penyakitnya dengan kejujuran, iman, penerimaan sepenuhnya, keyakinan yang kokoh dan memenuhi syarat-syarat penyembuhan, maka penyakit tidak akan sanggup menghadapi Al Qur’an selama-lamanya.

Bagaimana penyakit-penyakit itu sanggup menghadapi firman Rabb bumi dan langit, yang kalau seandainya firman tersebut turun kepada gunung, maka niscaya gunung tersebut akan pecah atau bila turun kepada bumi, maka niscaya bumi akan terbelah? Maka tidaklah ada satu pun penyakit kalbu dan badan, melainkan di dalam Al Qur’an terdapat cara yang menunjukkan obat, sebab-sebab kesembuhan dan penangkalnya. (Namun cara ini diketahui) oleh orang yang memang Allah beri pemahaman kepadanya tentang Al Qur’an.

Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah
_______________
Catatan :1
Penyakit syahwat yang dimaksud di sini adalah seluruh jenis kemaksiatan atau kebatilan yang syahwat (baca : hawa nafsu) telah menguasai seseorang untuk mengerjakannya, meski sebenarnya ia telah mengetahui bahwa kemaksiatan atau kebatilan itu adalah haram.

Catatan :2
Penyakit syubhat adalah penyakit yang menjadikan seseorang rancu (tidak jelas) dalam  melihat hakikat suatu perkara dengan sebenarnya, hingga akhirnya kebatilan ia anggap sebagai kebenaran dan kebenaran sebagai kebatilan.

Penyakit ini merusak kalbu, sebagaimana penyakit syahwat. Hanya saja yang kedua lebih berbahaya dibanding yang pertama. Kedua penyakit inilah yang hari demi hari mendominasi mayoritas media massa di banyak tempat saat ini.

Wallahu a’lamu bish-Shawab

____________
Al Ustadz Abu Maryam 'Abdurrahman -hafizhahullah-

Pemuda Muslim
❤ منتدي العاملين السلفيين FPS ❤

Via WA Al-Manshuroh

ISTIQOMAH MENITI SHIROTH KETIKA DI DUNIA AKAN MEMPERMUDAH MENITI SHIROTH DI AKHERAT


------------
ISTIQOMAH MENITI SHIROTH KETIKA DI DUNIA AKAN MEMPERMUDAH MENITI SHIROTH DI AKHERAT

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

قال شيخنا العلامة أحمد بن يحيى النجمي رحمه الله :
" النور الذي يوم القيامة
- أي على الصراط - هو كنور العينين لايستضيء بِه أحدٌ غير صاحبه ....
إنَّ الاستقامة على الصراط المعنوي في الدنيا ؛ التي تتجسد يوم القيامة حسية ،والصراط الذي مشيت عليه - أي في الدنيا - ينقلب صراطاً محسوساً - أي في الآخرة - أدقُّ من الشعر ، وأحد من السيف .

فالمؤمن يجعل الله له عوناً ، ويقطعه بسرعة ؛ الذي كان مسارعاً إلى طاعة الله ، ومجانباً لمعصية الله ؛ بقدر مسارعته إلى طاعة الله ؛ بقدر ذلك تكون سرعته على الصراط " شرح أعلام السنة المنشورة ص٤٨٩ - ٤٩٠ مخطوط .

Syaikh Ahmad bin Yahya anNajmi rahimahullah mengatakan:

Cahaya yang ada pada hari kiamat, yakni ketika di atas shiroth, adalah seperti cahaya yang ada pada kedua mata, dia tidak menerangi seorangpun selain pemiliknya saja....

❗Sesungguhnya keistiqomahan di atas shiroth yang maknawi (abstrak) selama di dunia (yang nanti menjelma menjadi shiroth yang nyata pada hari kiamat) dan shiroth yang anda berjalan di atasnya ketika di dunia, shiroth tersebut akan berubah menjadi shiroth yang nyata nanti di akhirat, lebih kecil/tipis dari helai rambut dan lebih tajam dari pedang.

Maka Allah akan memberi bantuan kepada seorang mukmin, Dia akan menyeberangkannya dengan cepat, seseorang yang dulu bersegera untuk mentaati Allah dan menjauhi kemaksiyatan. Secepat apa dia mentaati Allah maka secepat itulah dia akan melintasi shiroth.

Syarh A'lamis Sunnah alMansyuroh, hal 489-490.

Wallaahu A'lam.
✏hm
________________________
     مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد

WA Forum Berbagi Faidah. Dikutip dari WA Ittiba'us Sunnah.

Jumat, 28 November 2014

BUAH DARI MENUNAIKAN AMANAH (02)

KISAH YANG MENAKJUBKAN NAN MENGHARUKAN

"BUAH DARI MENUNAIKAN AMANAH"

bagian kedua

Tatkala beliau berada ditengah laut, tiba-tiba datanglah badai, mengombang-ambingkan kapal beliau, sampai akhirnya badai tersebut menghantam dan menghancurkan kapal serta menenggelamkannya. Al Qadhi bertaut pada sebuah papan pecahan perahu. Beliau terus bertautan dengannya, sedangkan ombak terus mengombang-ambingkan beliau selama beberapa hari ditengah laut, sampai akhirnya menghempaskan beliau ke daratan.

Sungguh-sungguh beliau telah kehabisan tenaga dan tertimpa keletihan yang sangat. Beliau berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaganya dan menyeret tubuhnya hingga sampai di sebuah masjid. Setelah tiba didalam masjid, beliau tersungkur jatuh karena keletihan dan kelaparan. Beliau tidak tahu tempat apa yang dia singgahi ini, dan tidak pula mengenal seorang pun dari penduduk tempat tersebut.

Datanglah seorang penduduk dan masuk kedalam masjid, dan tatkala dia melihat Al Qadhi, lalu dia mendekatinya dan bertanya tentang keadaan beliau. Beliau pun menceritakan apa yang telah menimpa beliau. Setelah beliau menceritakan kisahnya, orang tersebut menghidangkan makanan dan minuman serta pakaian untuk menghangatkan badan.

Orang tersebut mengkabarkan bahwa penduduk negeri ini sedang mencari orang yang bisa dipekerjakan sebagai imam shalat di dalam masjid ini. Dan ketika Al Qadhi menyampaikan bahwa dia telah hafal Al Quran, maka bersegera penduduk negeri tersebut mempekerjakan beliau untuk menjadi imam masjid. Dan ketika mereka tahu bahwa beliau pintar menulis, maka mereka bersegera mempekerjakan beliau untuk juga menjadi guru untuk mengajari anak-anak mereka.

Beliau berkata: "Akhirnya aku pun mendapatkan uang dari pekerjaan tersebut, kini keadaanku jauh lebih baik".

Suatu hari, penduduk negeri datang menemuiku, mereka berkata: "Sesungguhnya kami memiliki anak perempuan yang yatim, kami ingin menikahkan dia denganmu." Mereka terus mendesakku, dan akhirnya aku pun setuju.

Tatkala mereka membawaku masuk untuk menemui anak perempuan tersebut, aku melihat sebuah kalung mutiara yang indah melingkar di lehernnya. Aku tidak dapat mengedipkan mataku memandangi kalung tersebut, aku benar-benar dalam keadaan bingung dan heran. Kalung tersebut adalah kalung yang aku temukan di Mekkah. Tatkala aku masih terus memandang kalung tersebut, tiba-tiba saja anak perempuan tersebut lari keluar sambil menangis terisak-isak. Ia berkata kepada penduduk negeri,  "Sesungguhnya dia (Al Qadhi) tidak ingin melihat wajahku, dia hanya mengangkat pandangannya ke kalung yang tergelantung didadaku."

Keesokan harinya, ketika aku selesai mengimami mereka shalat Shubuh, mereka menyampaikan kepadaku tentang keluhan anak perempuan itu. Aku pun menceritakan kepada mereka,  bahwa dulu aku menemukan kalung itu tergeletak di tanah di Al Masjidil Haram terbungkus oleh kain sutra berwarna merah, kemudian aku kembalikan kepada pemiliknya.

Tiba-tiba saja mereka semua bertakbir, "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!",
Masjid bergema, sampai-sampai masjid terasa bergetar disebabkan oleh takbir-takbir mereka.

Kemudian mereka menceritakan kepadaku, bahwa pemilik kalung tersebut adalah ayah dari anak perempuan yang yatim tersebut, dia tidak memiliki anak selain dia. Dahulu ayahnya menjadi imam shalat di masjid ini. Dia sudah meninggal dunia pada tahun yang lalu. Semenjak dia pulang dari ibadah haji, dia tidak pernah berhenti berdoa dengan doa ini, dan kami pun men-amin-kan dibelakangnya: "Wahai Rabb-ku, aku tidak pernah mendapatkan seorang pun semisal orang yang menemukan kalungku, Wahai Rabb-ku, pertemukanlah aku dengannya, sehingga aku bisa menikahkan dia dengan anak perempuanku satu-satunya!"

"Sungguh Allah telah mengkabulkan doanya, Allah telah mendatangkanmu kesini dan menikahkanmu dengan anak perempuannya, meskipun setelah ayahnya meninggal."

INILAH BALASAN DARI PENUNAIAN AMANAH DAN  KEMURNIAN DIRI.

Sumber:

"Mir'aatuz Zamaan Fi Tarikhul A'yan". Diringkas oleh Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah.

Kemudian Ibnu Rajab rahimahullah berkata:
"Sungguh kisah ini terkandung didalamnya faedah bahwa tidak boleh menerima hadiah dari penunaian sebuah amanah, karena wajib baginya mengembalikan suatu amanah tanpa upah balasan, hal ini jika dia mengambil barang temuan tersebut tidak diniatkan untuk mendapatkan upah yang telah dipersyaratkan. Telah ternukil dari Imam Ahmad -semoga Allah meridhoinya- bahwa termasuk yang semisal ini adalah wadhi'ah (barang titipan). Tidak boleh bagi orang yang mengembalikan barang titipan kepada pemiliknya mengambil hadiahnya, kecuali jika memang dia niatkan (dari amalannya) untuk mendapatkan upah."

Berkata Ibnu Rajab rahimahullah: "Demikian pula dikisahkan kisah ini oleh Yusuf bin Khalil Al Hafizh dalam kitabnya 'Al Mu'jam".

Semoga kisah ini banyak memberikan faedah yang bermanfaat untuk kita semua.
Barakallahu fikum.

Lihat:
Dzail Thabaqat Al Hanabilah: 1/434.
Siyar A'lam An Nubala: 20/23.
Syadzarat Adz Dzahab 4/108.

✒ Alih bahasa:
Abu Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
WA. Permata Muslimah Salafiyyah

إتباع السنة

♨ Ittiba'us Sunnah
-----------------------
Audio dan artikel group ittiba'us sunnah dapat dilihat
www.ittibaus-sunnah.net

BUAH DARI MENUNAIKAN AMANAH (01)

KISAH YANG MENAKJUBKAN NAN MENGHARUKAN

Kisah ini terjadi pada salah satu ulama ahli hadits, beliau adalah Al Qadhi Muhamad bin Abdul Baqi Al Anshari Al Bazzar, beliau dikenal dengan julukan Qadhi Al Marastan, beliau meninggal pada tahun 535 Hijriyah.

Kisah ini benar-benar menakjubkanku dan juga mengharukan. Padanya terdapat pelajaran yang banyak yang bisa kita petik dari kisah tersebut.

Nah, penasaran kan? Ayo kita simak bersama-sama kisah ini!

"BUAH DARI MENUNAIKAN AMANAH"

Bagian Pertama

Dikisahkan, pada suatu hari beliau sedang berada di Mekkah,  bertepatan dengan musim haji.

Pada saat itu, beliau kehabisan bekal, tidak memiliki harta sedikitpun dari harta dunia. Suatu hari, beliau ditimpa oleh rasa lapar yang luar biasa. Beliau akhirnya keluar untuk mencari sepotong roti atau sesuatu yang dapat mengganjal perutnya dari rasa lapar.

 Tiba-tiba beliau menemukan sebuah bungkusan dari kain sutra berwarna merah yang terjatuh di tanah. Beliau mengambil bungkusan tersebut dan membukanya. Beliau mendapatkan didalamnya sebuah kalung yang berharga terbuat dari permata, diperkirakan kalung tersebut senilai 50 ribu dinar. Beliau pun segera mengikatnya kembali dan menyimpannya.

 Tatkala beliau sedang menyusuri perjalanannya, tiba-tiba ada seorang laki-laki berteriak-teriak kehilangan kalung. Dia berteriak-teriak kepada manusia bahwa dia telah kehilangan bungkusan yang terbuat dari kain sutra. Dia menjanjikan bahwa barangsiapa yang menemukannya maka akan diberi hadiah 50 dinar.

Al Qadhi pun bertanya kepada orang tersebut tentang isi bungkusan tersebut. Dia pun menjawab bahwa didalamnya terdapat sebuah kalung permata yang mahal. Kemudian beliau bertanya tentang ciri-ciri bungkusannya kepada orang tersebut. Ketika orang tersebut telah mengkabarkan ciri-ciri bungkusan kalung tersebut dengan benar, maka Al Qadhi bersegera mengembalikan bungkusan yang ia temukan kepada orang tersebut.

 Orang tersebut kemudian mengeluarkan 50 dinar dan diserahkan kepada Al Qadhi, namun beliau enggan menerimanya, sembari berkata: "Tidak sepantasnya bagiku mengambil upah dari barang temuan yang aku temukan dan aku kembalikan kepada pemiliknya. Sesungguhnya aku mengembalikan kalung ini kepadamu bukan karena aku berkeinginan besar untuk mendapatkan hadiah, tetapi aku berkeinginan besar untuk mendapatkan keridhoan Rabb-ku.
Sungguh luar biasa!
Beliau enggan menerima hadiah tersebut,  padahal beliau sedang dalam keadaan ditimpa kelaparan dan belum mendapatkan sepotong roti yang kering yang bisa mengganjal perutnya dari kelaparan. Pemilik bungkusan tersebut akhirnya mendoakan kebaikan untuk beliau, lalu pergi meninggalkannya.

 Al Qadhi Al Muhaddits menetap beberapa hari di Mekkah, kemudian beliau putuskan untuk pergi naik kapal, barangkali bisa menemukan sesuatu yang bisa dijadikan modal.

 Tatkala beliau berada ditengah laut, tiba-tiba datanglah badai, mengombang-ambingkan kapal beliau, sampai akhirnya badai tersebut menghantam dan menghancurkan kapal serta menenggelamkannya. Al Qadhi bertaut pada sebuah papan pecahan perahu. Beliau terus bertautan dengannya, sedangkan ombak terus mengombang-ambingkan beliau selama beberapa hari ditengah laut, sampai akhirnya menghempaskan beliau ke daratan.

Bersambung in syaa Allah…..

✒ Alih bahasa:
Abu Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawi.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
WA. Permata Muslimah Salafiyyah 
➖➖➖➖➖➖➖
إتباع السنة

♨ Ittiba'us Sunnah
-----------------------
Audio dan artikel group ittiba'us sunnah dapat dilihat
www.ittibaus-sunnah.net

Kamis, 27 November 2014

Pelajaran Berharga dari Ibunda Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah - RahimahuLLah

Faidah:
Pelajaran Berharga dari Ibunda Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah - RahimahuLLah

الأم العظيمة

الى كل أم الى كل أب يريدان لولدهما الرفعة والعزة في الدنيا ورضوان الله والشفاعة لهما يوم الدين... 

ﺃﺭﺳﻞ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﻪ ـ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ - ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻷﻣﻪ ﻳﻌﺘﺬﺭ ﻟﻬﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻋﻦ ﺑُﻌْﺪِﻩِ ﻋﻨﻬﺎ ﻷﻳﺎﻡ ﻭﺇﻗﺎﻣﺘﻪ ﻓﻰ ﻣﺼﺮ ﻟﺒﻌﺾ ﺷﺌﻮﻥ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ..
ﻓﻠﻤﺎ ﻭﺻﻠﺘﻬﺎ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ
ﺭﺩﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻘﺎﻟﺖ :
(( ﻭﻟﺪﻱ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﺍﻟﺮﺿﻲّ ﺃﺣﻤﺪ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ
ﻭﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ﻭﻣﻐﻔﺮﺗﻪ
ﻭﺭﺿﻮﺍﻧﻪ ..
ﻓﺈﻧﻪ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻟﻤﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﺭﺑﻴﺘﻚ ﻭﻟﺨﺪﻣﺔ ﺍﻹﺳﻼﻡ
ﻭﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻧﺬﺭﺗﻚ ﻭﻋﻠﻰ ﺷﺮﺍﺋﻊ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﻠﻤﺘﻚ ..
ﻭﻻ ﺗﻈﻨﻦَّ ﻳﺎ ﻭﻟﺪﻱ ﺃﻥ ﻗﺮﺑﻚ ﻣﻨﻲ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻲ ﻣﻦ ﻗﺮﺑﻚ
ﻣﻦ ﺩﻳﻨﻚ ﻭﺧﺪﻣﺘﻚ ﻟﻺﺳﻼﻡ ﻭﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻓﻲ ﺷﺘّﻰ
ﺍﻷﻣﺼﺎﺭ ..
ﺑﻞ ﻳﺎ ﻭﻟﺪﻱ ﺇﻥَّ ﻏﺎﻳﺔ ﺭﺿﺎﺋﻲ ﻋﻠﻴﻚ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺇﻻ ﺑﻘﺪﺭ
ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻣﻪ ﻟﺪﻳﻨﻚ ﻭﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ..
ﻭﺇﻧﻲ ﻳﺎ ﻭﻟﺪﻱ ﻟﻦ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﻏﺪﺍً ﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ ﺑﻌﺪﻙ ﻋﻨﻲ ..
ﻷﻧﻲ ﺃﻋﻠﻢ ﺃﻳﻦ ﻭﻓﻴﻢ ﺃﻧﺖ ..
ﻭﻟﻜﻦ ! ..
ﻳﺎ ﺃﺣﻤﺪ ﺳﺄﺳﺄﻟﻚ ﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﺣﺎﺳﺒﻚ ﺇﻥ ﻗﺼّﺮﺕ ﻓﻲ
ﺧﺪﻣﺔ ﺩﻳﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺧﺪﻣﺔ
ﺃﺗﺒﺎﻋﻪ ﻣﻦ ﺇﺧﻮﺍﻧﻚ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ .
ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻚ ﻭﺃﻧﺎﺭ ﺑﺎﻟﺨﻴﺮ ﺩﺭﺑﻚ ﻭﺳﺪﺩ ﺧﻄﺎﻙ ﻭﺟﻤﻌﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﺗﺤﺖ ﻇﻞ ﻋﺮﺵ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﻳﻮﻡ ﻻ ﻇﻞ ﺇﻻ ﻇﻠﻪ ..
ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ..

✏ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ48 / 28

✉ Balasan surat ibunda Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika beliau menyuratinya & menyampaikan permohonan maaf disebabkan jauhnya beliau dari sang ibu serta waktu yang lama beliau tinggal di Mesir utk beberapa urusan agama & dakwah:

"Anakku yang tercinta, yang kuridhai Ahmad bin Taimiyah ; wa 'alaika assalam warahmatullahi wa barakatuh wa maghfiratuh wa ridhwanuh.
Sesungguhnya, Demi Allah untuk yang seperti inilah aku mendidikmu sejak kecil, dan demi menolong agama Islam dan kaum muslimin aku mempersembahkanmu dan demi Syari'at agamamu aku mengajarkan ilmu kepadamu.
Dan jangan engkau mengira kedekatanmu dariku lebih aku cintai dari kedekatanmu terhadap agamamu dalam rangka engkau menolongnya beserta kaum muslimin diseluruh penjuru dunia...

Bahkan, ketahuilah wahai anakku, keridhaanku kepadamu itu kembali pada sejauh mana engkau menolong agama Allah dan kaum muslimin.
Dan esok di hari kiamat aku tak akan menuntutmu di hadapan Allah karena jauhnya engkau dariku, karena aku tahu dimana dan apa yang engkau la kukan...

Bahkan wahai anakku Ahmad! aku akan menuntutmu di hadapan Allah ketika engkau lalai menolong agama Allah dan saudara-saudaramu kaum muslimin.
Semoga Allah senantiasa meridhaimu wahai Anakku, menerangi perjuangan dan meluruskan setiap langkahmu, dan semoga kita dikumpulkan di bawah naungan 'Arsy ArRahman dimana tiada naungan selain naunganNya.
Wasaalamu alaikum warahmatullah wa barakatuh

(Majmu' al-Fatawa 28/48)

WA Abu Bakar Karanganyar
Via WA Ittiba'us Sunnah

Semoga Allah Merahmati Orang Yang Mengenali Kadar Dirinya

Semoga Allah Merahmati Orang Yang Mengenali Kadar Dirinya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

[ سائل ] يستفسر عن صحة هذا الحديث ( رحم الله امرأً عرف قدر نفسه ) هل له أصل ، وهل هو وارد في الأحاديث ؟ .

فأجاب الشيخ ابن عثيمين رحمه الله تعالى :
لا أعلم له أصلًا ؛ لكن معناه صحيح ؛ لأن الإنسان إذا عرف قدر نفسه خضع لربه ، وقام بعبادته ، وعرف أنه لا غنى له عن ربه طرفة عين .
وإذا عرف نفسه عرف قدره بين الناس ، فتحمله هذه المعرفة على أن لا يتكبر عليهم ولا يحتقرهم ؛ لأن الكبرياء من كبائر الذنوب ، وغمط الناس من الأمور المحرمة .

ولهذا لمّا حذر النبي صلى الله عليه وسلم من الكبر ؛ قالوا يا رسول الله : كلنا يحب أن يكون ثوبه حسنًا ، ونعله حسنًا .
فقال عليه الصلاة والسلام : (( إن الله جميل يحب الجمال ، الكبر بطر الحق ، وغمط الناس ))
فـ (( بطر الحق )) : يعني رده .
(( وغمط الناس )) : يعني احتقارهم ، وازدراءهم .
فإذا عرف الإنسان قدر نفسه ؛ عرف منزلته بين الناس ، ونَزَّلَ نفسه منزلتها ؛ فتواضع لخلق الله ، لله عز وجل ، ومن تواضع لله رفعه الله . نعم

( فتاوى نور على الدرب ) – شريط رقم 250 – الوجه ( ب ) [ - ( س٦ )
   

Soal:
Seorang penanya meminta penjelasan tentang kashahihan hadits ini:

رحم الله امرؤ عرف قدر نفسه
(Semoga Allah merahmati orang yang mengenali kadar (kapasitas) dirinya)

Apakah ungkapan tersebut ada asalnya dan apakah ada di dalam hadits?

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjawab:

Saya tidak tahu darimana asalnya ungkapan tersebut. Akan tetapi maknanya shahih, karena jika seseorang mengenali kadar dirinya maka dia akan tunduk-merunduk kepada Robb-nya, menunaikan ibadahnya dan dia tahu bahwa dia tidak bisa mencukupkan dirinya dari Robb-nya meski sekejap mata.

Dan jika dia telah mengenali dirinya, maka dia akan mengenali kadar dirinya di tengah-tengah masyarakat, lalu pengenalan kadar diri ini akan membawanya kepada sikap tidak menyombongkan diri dan tidak pula meremehkan mereka, karena sikap sombong termasuk di antara dosa-dosa besar, sedang meremehkan manusia termasuk di antara perkara-perkara yang diharamkan.

Oleh karena inilah, tatkala Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memperingatkan dari bahaya sifat sombong, para shahabat berkata: "Wahai Rosulallaah, setiap kita menyukai pakaian yang bagus dan memakai sandal yang bagus". Maka beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong itu adalah بطر الحق dan غمط الناس".

Maka istilah بطر الحق maknanya adalah menolak kebenaran, sedang غمط الناس bermakna merendahkan dan meremehkan manusia.

Jadi, jika seseorang telah mengenali kadar dirinya, dia akan mengenali kedudukannya, lalu berusaha menempatkan dirinya sesuai kedudukannya itu. Sehingga dia akan berlaku tawadhu' (rendah hati) kepada sesama makhluk Allah dengan ikhlas hanya untuk Allah 'Azza wa Jalla. Dan siapa yang berlaku tawadhu' ikhlas karena Allah, maka Allah akan mengangkatnya. Na'am.

Fatawa Nuurun 'alad Darb, kaset nomor 250, side B, soal ke-6.

Wallaahu A'lam.
✏hm
---------------------
إتباع السنة

♨ Ittiba'us Sunnah

Rabu, 26 November 2014

PERBEDAAN ANTARA "ADZ-DZUNUB" (DOSA-DOSA) DAN "AS-SAYYIAT" (KEJELEKAN)


※※※※※※

"FAEDAH YANG DITULIS DENGAN (LINANGAN) AIR MATA"

--PERBEDAAN ANTARA "ADZ-DZUNUB" (DOSA-DOSA) DAN "AS-SAYYIAT" (KEJELEKAN)--

فائدة تكتب بماء العين?

الفرق بين الذنوب والسيئات

قال ابن القيم رحمه الله:

حيثما وردت الذنوب في القرآن فالمراد بها الكبائر، وحيثما وردت السيئات فالمراد بها الصغائر..

✨ وعند التأمل في آيات القرآن الكريم نجد: أن لفظ (المغفرة) يرد مع الذنوب.
ولفظ (التكفير) يرد مع السيئات. قال تعالى: {ربنا فاغفر لنا ذنوبنا وكفر عنا سيئاتنا}،

وذلك لأن لفظ (المغفرة) يتضمن الوقاية والحفظ. و(التكفير) يتضمن الستر والإزالة. والدليل على أن السيئات هي الصغائر، والتكفير لها: قوله تعالى: {إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم}.

[ مدارج السالكين (317/1)]

❈❈❈❈❈❈❈❈❈❈❈❈❈❈

Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah :

Di mana saja terdapat lafadz "الذنوب " (Adz-Dzunub) di dalam Al-Quran maka yang dimaksud dengannya adalah dosa-dosa besar, dan di mana terdapat lafadz "السيئات " (As-Sayyiat) maka yang dimaksud dengannya adalah dosa-dosa kecil.

Kalau kita perhatikan pada ayat-ayat Al-Quranul Karim maka akan kita jumpai:

Bahwa lafazh "المغفرة" (Al-Maghfirah) ini berhubungan dengan Adz-Dzunub.

Sedangkan lafadz "التكفير" (At-Takfiir) berhubungan dengan As-Sayyiat.

Allah Ta'ala berfirman (Artinya) :
"Wahai Rabb kami ampunilah  dosa-dosa kami (dzunubana) dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami (sayyiatina)."

Maka dari itu dikarenakan lafazh Al-Maghfirah (المغفرة) terkandung padanya pencegahan dan penjagaan.
Sedangkam lafazh At-Takfir (التكفير) Terkandung padanya menutupi dan menghapus.

Dan dalil bahwasannya lafadz As-Sayyiat itu adalah "Ash-Shaghair"(dosa-dosa kecil) dan padanya itu penghapusan adalah firman Allah Ta'ala (Artinya) :
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)." (QS. An-Nisa': 31)

  [Madarijus Salikin 1/317]

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'aalaa mengampuni dosa-dosa dan kejelekan-kejelekan kita dan semoga Allah Jalla wa 'Ala menjaga kita dari setiap kesesatan dan penyimpangan.

〰〰
✰ ~ Al-'Ilmu | العلم
Via WA Ittiba'us Sunnah

MENGERJAKAN SHOLAT SUNNAH KETIKA MENDENGAR IQOMAH

-------------

MENGERJAKAN SHOLAT SUNNAH KETIKA MENDENGAR IQOMAH

✿ وقد اختلف العلماء في هذه المسألة على أقوال كثيرة أرجحها عندي قول أهل الظاهر وجمهور السلف، وحاصله:

أن المصلي إذا سمع المؤذن يقيم الصلاة فلا يحل له الدخول في شيء من النوافل سواء مؤكدة أو غير مؤكدة، وسواء في المسجد أو في غيره، وإنما يجب عليه أن يتهيأ فور سماعه الإقامة لأداء فريضته وتسوية نفسه في الصف، والإتيان بتكبيرة الإحرام إثر تكبيرة إمامه مباشرة كما أمر.

قلت: اللهم إلا إذا سمع الإقامة وقد شرع في السنة لا سيما المؤكدة منها، وكان قد أوشك من الانتهاء فيتمها خفيفة وليسلم وليدخل مع إمامه؛ عملا بقول الله تعالى: {ولا تبطلوا أعمالكم}. والله أعلم.

[ الأفنان الندية - الجزء الثاني- ص191]

________________
Menurut Asy Syaikh Zaid bin Muhammad Hadiy al-Madkholy :

Dan sungguh para ulama telah berbeda pendapat tentang masalah ini hingga terdapat banyak pendapat.

☝Yang paling rajih (kuat) menurutku adalah pendapat Ahluz Zhahir dan jumhur salaf, dan ringkasnya adalah:

"Bahwa jika seorang yang mengerjkan sholat (sunnah) mendengar muadzin meng-iqomah-i sholat maka tidak boleh baginya untuk masuk ke dalam suatu gerakan dari sholat sunnah, sama saja untuk sunnah yang muakkadah ataupun yang ghoiru-muakkadah, baik di masjid atau di luar masjid.

❗Dan tiada lain yang wajib baginya adalah mempersiapkan diri untuk menunaikan sholat wajib begitu mendengar iqomah, meluruskan dirinya di dalam shof, dan mulai melakukan takbirotul ihrom mengikuti takbirnya imam secara langsung sebagaimana yang diperintahkan."

Maka aku katakan:
Ya Allah... Kecuali jika dia mendengar iqomah (dan sungguh dia telah tenggelam dalam suatu sholat sunnah, terlebih sunnah yang muakkadah) dan dia hampir selesai sholat, maka hendaknya dia menyempurnakannya dengan ringan, segera salam dan masuk ke sholat jama'ah bersama imamnya, dalam rangka mengamalkan firman Allah Ta'ala:

"Dan janganlah kalian membatalkan amalan-amalan kalian".

Wallaahu A'lam.

✏hm | al Afnaan an Nadiyah, juz ke2, hal 191 |
________________________
     مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد

WA Forum Berbagi Faidah. Dikutip dari WIS.

Selasa, 25 November 2014

BELAJAR AKHLAK DARI SYAIKH RABI'-hafizhahullah-

❁ ❁ ❁ ❁ ❁
BELAJAR AKHLAK DARI SYAIKH RABI'-hafizhahullah-
✼ ✼ ✼ ✼ ✼

◀ قال الشيخ ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله :

✨ﺍﺣﻔﻈﻮﺍ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ

‏( ﺇِﻥَّ ﻓِﻴﻚَ ﺧَﻠَّﺘَﻴْﻦِ ﻳُﺤِﺒُّﻬُﻤَﺎ
ﺍﻟﻠﻪ: الحلم و َﺍﻷَﻧَﺎﺓُ ‏)

ﻭﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﻔﻘﺪ ﻣﺜﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺍﻟﻌﻈﻴﻤﺔ ﻳﺮﺑﻲ ﻧﻔﺴﻬﻌﻠﻴﻬﺎ،

‏( ﻣﻦ ﻳَﺴْﺘَﻌِﻒَّ ﻳُﻌِﻔَّﻪُ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﺼَﺒَّﺮْﻳُﺼَﺒِّﺮْﻩُ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻦِ ﻳُﻐْﻨِﻪِ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻟَﻦْ ﺗُﻌْﻄَﻮْﺍ ﻋَﻄَﺎﺀًﺧَﻴْﺮًﺍ ﻭَﺃَﻭْﺳَﻊَ ﻣﻦ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ ‏) ( ﻗﻄﻌﺔ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ ﺍﻟﺨﺪﺭﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﺑﺮﻗﻢ ‏(6105 ‏) )

ﺭﺏِّ ﻧﻔﺴﻚ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﺒﺮ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﻠﻤﻮﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﻜﻤﺔ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ.

ﺑﺠﻬﺎﺩﻙ ﻟﻨﻔﺴﻚ ﺗﺘﺤﻮﻝ ﻫﺬﻩ ﺇﻟﻰ ﻣﻠﻜﺎﺕ ﺇن شاء ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻳﺸﻴﺮ ﺇﻟﻰ ﻫﺬﺍ ‏(ﺃﺧﻠﻘﻴﻦ ﺗﺨﻠﻘﺖ ﺑﻬﻤﺎ‏) ﻳﻌﻨﻲ ﻗﺪ ﻳﻨﺸﺄ ﺍﻟﺤﻠﻢ ﻭﺍﻷﻧﺎﺓ عن اﻟﺘﺨﻠﻖ ﻭﺗﺮﺑﻴﺔ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﺍﻟﻜﺮﻳﻤﺔ، ﻓﺎﻟﻨﻔﺲ ﻗﺎﺑﻠﺔ ﻟﻠﺘﺮﺑﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭعلى اﻟﺸﺮ، ﺇﻥ ﺭﺑﻴﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺸﺮ ﻧﻤﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺃﻟﻔﺘﻪ ﻭﺻﺎﺭ ﻣﻦ ﻃﺒﺎﻋﻬﺎ - ﻭﺍﻟﻌﻴﺎﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ- ﻭﺇﻧﺮﺑﻴﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﺍﻟﻜﺮﻳﻤﺔ ﺗﻄﺒﻌﺖ ﺑﻬﺎ ﻭﺻﺎﺭﺕ ﺟﺰﺀً ﻣﻦ ﺣﻴﺎﺗﻬﺎ ﻭﺻﺎﺭﺕ ﻣﻠﻜﺔ ﻟﺼﺎﺣﺒﻬﺎ .

ﻓﺎﺣﻔﻈﻮﺍ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻮﺻﺎﻳﺎ : ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻭﻣﺤﺎﺭﺑﺔ ﺍﻟﺸﺮﻙ ﻭﺇﻗﺎﻣﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻷمر ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻭﺍﻟﻨﻬﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮ ﻭﺍﻷﺧﻼﻕ ﺍﻟﻔﺎﺿﻠﺔ ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ؛ ﻣﺤﺎﺭﺑﺔ ﺍﻟﻜﺒﺮ ﻭﺍﻟﻔﺨﺮ ﻭﺍﻟﺨﻴﻼﺀ ﻭﻣﺎ ﺷﺎﻛﻞ ﺫﻟﻚ، ﻭﺗﻌﻠﻤﻮﺍ ﺍﻟﺤﻠﻢ ﻭﺍﻷﻧﺎﺓ ﻭﻛﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺧﻼﻕ، ﺍﺩﺭﺳﻮﻫﺎ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣﻨﺴﻨﺔ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﺈﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺧﻼﻕ ﺟﺎﻧﺐ ﻣﻬﻢ ﻣﻦ ﺟﻮﺍﻧﺐ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻭﻣﻨﺼﻤﻴﻢ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻟﺴﻠﻔﻴﺔ، ﺑﻬﺎ ﺗﻨﺘﺸﺮ
ﺩﻋﻮﺗﻜﻢ ﻭﻳﺮﻓﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻜﺎﻧﺘﻜﻢ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻭﺑﺨﻼﻓﻬﺎ ﺗﻮﺿﻊ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻭﺗﺸﻮﻩ ﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ.

ﻓﺄﺣﺴﻨﻮﺍ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ  ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ

﴿ ﺍﺩْﻉُ ﺇِﻟِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِﻭَﺟَﺎﺩِﻟْﻬُﻢ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﴾ ‏( ﺍﻟﻨﺤﻞ 125‏)

ﻻ ﺗﺠﺎﺩﻝ ﺣﺘﻰ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮين إلا ﺑﺎﻷﺧﻼﻕ ﺍﻟﻄﻴﺒﺔ ﻭﺑﺎﻟﺘﻲ ﻫﻲ ﺃﺣﺴﻦ؛ ﻻ ﺳﺐ، ﻭﻻ ﺷﺘﻢ، ﻻ ﺍﺣﺘﻘﺎﺭ، ﻭﻻ ﺍﺯﺩﺭﺍﺀ، ﻭﻻ ﻃﻌﻦ، ﻭﻻ ﺻﻴﺎﺡ، ﻭﻻ ﺻﺨﺐ، ﻭﻻ ﺷﻲ.

شرح وصايا لقمان ﺍﻟﺤﻜﻴﻢ ﻻﺑﻨﻪ للشيخ ربيع بن هادي المدخلي

▶ Asy Syaikh Robi' bin Hadiy Al Madkhaliy hafizhahullah berkata:

"Hafalkanlah oleh kalian hadits ini:

‏( ﺇِﻥَّ ﻓِﻴﻚَ ﺧَﻠَّﺘَﻴْﻦِ ﻳُﺤِﺒُّﻬُﻤَﺎ
ﺍﻟﻠﻪ: الحلم و َﺍﻷَﻧَﺎﺓُ ‏)

"Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang di cintai oleh Allah: yaitu sikap SANTUN DAN TENANG."

Apabila seseorang kehilangan akhlak yang agung seperti ini, maka hendaknya ia mendidik dirinya dengan akhlak tersebut.

"ﻣﻦ ﻳَﺴْﺘَﻌِﻒَّ ﻳُﻌِﻔَّﻪُ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﺼَﺒَّﺮْﻳُﺼَﺒِّﺮْﻩُ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻦِ ﻳُﻐْﻨِﻪِ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻟَﻦْ ﺗُﻌْﻄَﻮْﺍ ﻋَﻄَﺎﺀًﺧَﻴْﺮًﺍ ﻭَﺃَﻭْﺳَﻊَ ﻣﻦ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ ‏"

"Barangsiapa yang berusaha menjaga kehormatan diri, maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya, barang siapa yang berusaha untuk sabar maka Allah akan memberikan kesabaran kepadanya, barang siapa merasa cukup, maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya, dan tidak ada karunia yang di berikan kepada kalian yang lebih baik dan lebih luas di banding kesabaran."
(Penggalan dari hadits Abu Sa'id al Khudri radhiyallahu 'anhu, HR. Al Bukhary no 6105)

Didiklah dirimu di atas kesabaran, santun, hikmah dan akhlak-akhlak yang mulia.

Dengan kesungguhanmu, niscaya akhlak yang agung ini akan menjadi sebuah tabiat -insyaAllah-. Karena hadits ini mengisyaratkan yang demikian "apakah dua akhlak (ini) adalah akhlak yang saya usahakan" yaitu terkadang santun dan kehati-hatian akan tumbuh dari kebiasaan dan tarbiyatun nafsi (pendidikan jiwa) diatas akhlak yang mulia. Jiwa itu menerima pendidikan yang baik ataupun yang jelek. Jika dididik di atas kejelekan, tumbuh dan terbiasa di atas kejelekan tersebut, maka akan menjadi tabiatnya -wal 'iyadzu billahi-. Jika dididik dan dibiasakan di atas akhlak yang mulia, maka akan menjadi bagian dari kehidupannya dan menjadi kebiasaannya.

Maka jagalah oleh kalian wasiat-wasiat ini: mentauhidkan Allah dan memerangi syirik, menegakkan shalat, amar ma'ruf nahi mungkar, serta berakhlak yang mulia lagi tinggi. Memerangi kesombongan, berbangga diri dan takabbur dan perbuatan yang serupa dengannya. Pelajarilah oleh kalian sikap santun, kehati hatian dan setiap akhlak yang mulia. Pelajarilah dari kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam karena akhlak ini diantara salah satu sendi Islam yang penting dan termasuk PRINSIP DAKWAH SALAFIYYAH. Dengannya kalian menebarkan dakwah kalian, dan dengannya pula Allah akan mengangkat kedudukan kalian di sisi manusia. Dengan Kebalikannya berarti engkau telah menyia-nyiakan dan MEMBUAT JELEK DAKWAH INI DI HADAPAN MANUSIA.

Maka perbaikilah dalam dakwah kalian kepada jalan Allah subhanahu wa ta'ala:
﴿ ﺍﺩْﻉُ ﺇِﻟِﻰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِﻭَﺟَﺎﺩِﻟْﻬُﻢ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﴾

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlan mereka dengan cara yang baik." (An Nahl: 125)

Janganlah engkau mendebat, walaupun kepada orang-orang kafir kecuali dengan AKHLAK DAN CARA YANG BAIK. Jangan mencela, jangan mencaci, jangan merendahkan, jangan meremehkan, jangan melaknat, jangan menghardik, jangan berteriak dengan keras dan jangan yang lainnya.

Syarh Washaya Luqman Al Hakim libnihi lisy Syaikh Robi' bin Hadiy Al Madkhaliy
_____________________

F. I. S Forum Ikhwah Salafiyyin
منتدى الإخوان السلفيين

Via WA Al-Manshuroh

SYUKUR KEPADA ALLOH ATAS NIKMAT TURUNNYA HUJAN DAN DOA KETIKA MELIHAT KILAT DAN MENDENGAR GUNTUR

------------------------------
Silsilah Fatawa Adab dan Akhlak
------------------------------
♨ SYUKUR KEPADA ALLOH ATAS NIKMAT TURUNNYA HUJAN DAN DOA KETIKA MELIHAT KILAT DAN MENDENGAR GUNTUR.
------------------------------
Fadhilatus Syaikh al-Faqih Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin rohimahulloh.

Pertanyaan:
Anda telah menyebutkan -semoga Alloh memberi taufiq kepada Anda- tentang syukur kepada Alloh Ta’ala atas nikmat ini, maka bagaimana caranya bersyukur kepada Alloh atas turunnya hujan? Dan apakah di sana ada dzikir yang mestinya diucapkan ketika melihat kilat atau mendengar suara guntur? Dan apakah cuaca dingin termasuk dari kemurkaan Alloh?

Jawaban:
✨ Adapun syukur nikmat maka aku katakan kepada kalian: bahwa syukur dapat diwujudkan dengan lisan, hati dan anggota badan.

Adapun syukur hati: yaitu seorang insan dia mengakui dengan hatinya dan beriman bahwa ini berasal dari karunia Alloh dan kasih sayangnya.

Adapun lisan: seperti mengatakan, "kita telah diberi hujan karena karunia dari Alloh dan kasih sayang-Nya, maka diriwayatkan dari Zaid bin Kholid al-Juhani rodhiallohu 'anhu beliau mengatakan:

«كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم في غزوة الحديبية فأنزل الله مطراً، فلما صلى النبي صلى الله عليه وسلم الصبح أقبل علينا وقال: هل تدرون ماذا قال ربكم؟ قالوا: الله ورسوله أعلم، قال: قال الله تعالى: أصبح من عبادي مؤمن بي وكافر»
"Kami bersama Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam dalam perang al-Hudaibiyyah maka Alloh turunkan hujan, dan tatkala Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam selesai menunaikan sholat Subuh beliau menghadap kami dan bersabda: apakah kalian tahu apa yang telah dikatakan oleh Tuhan kalian? Mereka menjawab: Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu, beliau mengatakan: Alloh Ta’ala telah berfirman: "Di pagi hari dari hamba-hamba Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir".

✳ Mereka terbagi menjadib2 bagian: mu'min dan kafir - adapun orang yang mengatakan, "kami telah diturunkan hujan karena karunia dari Alloh dan rahmat-Nya, maka itulah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang" adapun yang mengatakan, "kami diturunkan hujan karena bintang ini dan itu, maka itulah yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang".

✅ Maka yang disyariatkan adalah hendaknya Anda mengatakan: kami diturunkan hujan karena karunia dari Alloh dan rahmat-Nya. Dan Anda katakan juga:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَيِّباً نَافِعاً
"Ya Alloh, jadikanlah dia sebagai hujan yang memberikan manfaat";
Karena hujan terkadang turun namun tidak memberikan manfaat, oleh Karena ini datang riwayat di dalam Shahih Muslim:

«ليس السنة ألا تمطروا، وإنما السنة أن تمطروا فلا تنبت الأرض شيئاً»
"Bukanlah kemarau ialah karena tidak turun hujan, akan tetapi kemarau adalah turunnya hujan namun tidak menumbuhkan sesuatu pun bagi bumi".

Kata: as-Sanah ialah musim kering, dan sungguh benar sabda Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam.

⚡ Adapun apa yang diucapkan ketika terdengar guntur atau ketika terlihat kilat: maka telah datang riwayat dari sebagian sahabat dan tabi'in bahwasanya diucapkan dikala guntur:

«سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِّحِ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلآئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ»
"Maha suci Alloh yang telah menjadikan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya".

Dan ketika terlihat kilat mengucapkan:

«سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ»
"Maha suci Alloh dan segala puji bagi-Nya".

Adapun dari Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam maka belum sampai kepadaku bahwa beliau mengucapkan sesuatu ketika ada kilat dan guntur, akan tetapi siapa yang mengucapkan:

«سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِّحِ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلآئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ»
"Maha suci Alloh yang telah menjadikan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya".

Karena mengikuti sebagian sahabat seperti Abdulloh Ibnu Zubair rodhiallohu 'anhuma maka baik, dan demikian pula orang yang mengucapkan:

«سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ»
"Maha suci Alloh dan segala puji bagi-Nya".

Maka sesungguhnya telah disebutkan dari Ibnu Abbas rodhiallohu 'anhuma dengan sanad yang dho'if jiddan (lemah sekali) bahwa dia mengatakan:

«من قال حين يرى البرق: سبحان الله وبحمده لم تصبه صاعقة»
"Barangsiapa membaca ketika melihat kilat: maha suci Alloh dan segala puji baginya" maka dia tidak akan tersambar petir". Maka ini baik.

Liqo as-Syahri [32]

Audio dapat didengar di:
http://is.gd/CXmwYt

__✏ Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu Abduh.
------------------------------
⇦ شكر الله على نعمة المطر والدعاء عند رؤية البرق وسماع الرعد ⇨

▪الســؤال :
ذكرت وفقك الله شكر الله تعالى على هذه النعمة، فكيف يكون شكر الله على المطر؟ وهل هناك ذكر يقال عند رؤية البرق أو سماع الرعد؟ وهل البرد يعد من غضب الله؟

▪الجــواب :
أما شكر النعمة فقلت لكم: إن الشكر يكون باللسان والقلب والجوارح.

أما شكر القلب: فأن يعترف الإنسان بقلبه ويؤمن بأن هذا من فضل الله ورحمته.

وأما اللسان: فأن يقول: مطرنا بفضل الله ورحمته، فعن زيد بن خالد الجهني رضي الله عنه قال: "كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم في غزوة الحديبية فأنزل الله مطراً، فلما صلى النبي صلى الله عليه وسلم الصبح أقبل علينا وقال: «هل تدرون ماذا قال ربكم؟» قالوا: الله ورسوله أعلم، قال: قال الله تعالى: «أصبح من عبادي مؤمن بي وكافر »-انقسموا إلى قسمين: مؤمن وكافر- فأما من قال: «مطرنا بفضل الله ورحمته، فذلك مؤمن بي كافر بالكوكب»، وأما من قال: «مطرنا بنوء كذا وكذا، فذلك كافر بي مؤمن بالكوكب». فالمشروع أن تقول: مطرنا بفضل الله ورحمته. وتقول أيضاً: اللهم اجعله صيباً نافعاً؛ لأن المطر قد ينزل ولا ينفع، ولهذا جاء في صحيح مسلم: «ليس السنة ألا تمطروا، وإنما السنة أن تمطروا فلا تنبت الأرض شيئاً». والسنة: الجدب، وصدق رسول الله صلى الله عليه وسلم.

أما ما يقال عند الرعد أو عند البرق: فقد جاء عن بعض الصحابة والتابعين أنه يقال عند الرعد: «سبحان من يسبح الرعد بحمده والملائكة من خيفته». ويقول عند البرق: «سبحان الله وبحمده». وأما عن النبي صلى الله عليه وسلم فلم يبلغني أنه يقال شيء عند البرق أو الرعد، لكن من قال: «سبحان من يسبح الرعد بحمده والملائكة من خيفته» اتباعاً لبعض الصحابة كعبد الله بن الزبير رضي الله عنهما فحسن، وكذا من قال: «سبحان الله وبحمده» فإنه يذكر عن ابن عباس رضي الله عنهما بسند ضعيف جداً أنه قال: «من قال حين يرى البرق: سبحان الله وبحمده لم تصبه صاعقة». فهذا حسن ✿

المصدر: اللقاء الشهري [32]

الشيخ العلامة ابن عثيمين رحمه الله
رابط المقطع الصوتي
http://is.gd/CXmwYt
------------------------------
WA Ahlus Sunnah Karawang

Via WA Al- Manshuroh

SANDIWARA FIYUSY: TUDUHAN KEJI AL MUGHOFFAL ABDURRAHMAN AL MAR'I TERHADAP GHURABA SEBAGAI JIHADI (AL QAIDAH)


------------

SANDIWARA FIYUSY: TUDUHAN KEJI AL MUGHOFFAL ABDURRAHMAN AL MAR'I TERHADAP GHURABA SEBAGAI JIHADI (AL QAIDAH)

Asy-Syaikh Hani bin Buraik hafizhahullah

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Kemudian pada hari berikutnya pemilik markiz Fiyusy menegaskan bahwa disebabkan karena perbuatan para thullab di akhir-akhir ini dan perbuatan mereka yang susah diatur, maka terbitlah keputusan Presiden untuk mendeportasi orang-orang dari luar Yaman.

Dia pura-pura menampakkan belas kasihan, dan terjadilah apa Allah yang telah taqdirkan  dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan.

Dan dia bicara banyak –yang demi Allah– tidaklah itu semua kecuali sandiwara belaka, dan kalian semua menyaksikan, kalian semua menjadi saksi atasnya.

Maka saudara-saudara kita dan kami ditimpa goncangan yang hanya Allah saja yang mengetahui seberapa besar dahsyatnya.

Kemudian dia mengatakan bahwa hal itu juga disebabkan karena keterkaitan mereka dengan pihak yang memotivasi untuk berjihad.

Dia tidak mengatakan bahwa saudara-saudara kita berkumpul di dekat Hani bin Buraik. Tetapi dia mengatakan disebabkan karena pihak yang membangkitkan semangat jihad.

Ucapan semacam ini –wahai –saudara-saudaraku– orang-orang yang mendengarnya dari luar Yaman jika disebutkan kata “jihad” secara mutlak atau ucapan “si fulan jihadi” atau mengajak berjihad, maka yang akan dipahami dengan segera adalah yang dimaksud adalah orang-orang Al-Qaidah.

Jadi dia ingin mengaburkan diri saya dan juga mengkaburkan keadaan ikhwah dari luar Yaman serta berusaha mendekati aparat keamanan dengan menyatakan bahwa kita adalah adalah orang-orang yang menyerukan pemikiran kelompok Al-Qaidah.

Padahal sudah saya sampaikan di awal khutbah –dan itu terekam walhamdulillah– bahwa kita tidak akan berperang di bawah bendera Al-Qaidah, atau Al-Ikhwan Al-Muslimun, atau Al-Harak, atau Ali Muhsin Al-Lahmy.

❗Dan saya ingatkan dengan firman Allah 'Azza wa Jalla:

وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِيْنًا.

“Dan orang-orang yang menyakiti pria dan wanita yang beriman tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kedustaan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzaab: 58)

Apakah orang semacam ini bisa dipercaya agamanya?!

Apakah orang semacam ini bisa dipercaya untuk mengajari ilmu kepada murid-muridnya?!

Apakah orang semacam ini kita bisa mempercayakan anak-anak didik kita kepadanya?!

Yaitu setelah dia menuduh kita dengan kedustaan besar semacam ini.

Saya dan sedikit dari para dai Salafiyun di Aden jumlahnya 3 atau 4, kalaupun saya lebihkan maka 5 orang, yaitu orang-orang yang sering mentahdzir Al-Qaidah dari atas mimbar.

Ketika itu datanglah beberapa utusan dari Fiyusy mengatakan kepada saya: “Jagalah dakwah ini, jangan membicarakan bantahan terhadap Al-Qaidah, atau Al-Harak, atau demonstrasi!”

Maka saya katakan kepada mereka: “Masing-masing berkata sesuai dengan apa yang dia yakini dan beragama dengannya.

✨Dan demi Allah, saya akan sampaikan agama Allah, akan saya sampaikan kebenaran, walaupun orang-orang Al-Qaidah berada di depan pintu masjid, walaupun orang-orang Al-Harak berada di depan pintu masjid, walaupun apapun yang terjadi.

✨Kita akan menyampaikan agama Allah Subhanahu wa Ta'ala dan akan kita jelaskan kepada manusia mana yang benar dan mana yang bathil. Dulu saya bantah mereka dengan ucapan seperti ini.

Kemudian dia datang dan ingin menipu aparat intelijen dan pihak yang berwenang dengan menuduh bahwa kita adalah para penyeru jihad.

Dan ucapan ini –saya ulangi lagi– bagi saudara-saudara kita yang mendengar di luar, yang dimaksud dengannya adalah orang-orang Al-Qaidah.”

_____________
Nukilan audio Muhadharah Ilmiyyah
asy-Syaikh Hani bin Braik hafizhahullah : "LILLAHI WAHDAH" | Rabu malam, 27 Muharram 1436 H / 19 Nov 2014 M (Menyikapi Tragedi Fiyush).

•••••••••••
WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia | Unduh audio di sini

Senin, 24 November 2014

ORANG YANG SHOLAT DI BELAKANG IMAM YANG MEMBACA QUNUT DI SHOLAT FAJAR APA YANG MESTI DILAKUKAN?

------------------------------
Silsilah Fatawa Fiqih Ibadah
------------------------------
♨ ORANG YANG SHOLAT DI BELAKANG IMAM YANG MEMBACA QUNUT DI SHOLAT FAJAR APA YANG MESTI DILAKUKAN?
------------------------------
Fadhilatus Syaikh al-Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadi'y rohimahulloh.

Pertanyaan:
Kami sholat subuh di belakang imam yang membaca qunut maka apa yang mesti kami lakukan di tengah-tengah qunutnya dan terlebih lagi jika panjang doanya?

Jawaban:
Alhamdulillah dalil-dalil tidak ada yang tersesatkan, dan kami nasehatkan kepada Ahlussunnah jika kalian mampu untuk berbeda (tamayyuz) dengan para mubtadi' maka hendaknya mereka lakukan sekalipun mereka harus membuat masjid bagi mereka dengan susu, atau mereka membuat masjid untuk mereka dari zanji hingga Alloh mudahkan dengan didatangkan seorang pelaku kebaikan dan membuatkan masjid bagi mereka.

Adapun jika Anda terpaksa untuk itu maka sholat Anda (di belakang para mubtadi', pent) adalah sah insya Alloh, Anda akan tetapi jangan mengikutinya dalam qunut sekalipun orang-orang mengucapkan amin maka jangan mengaminkan.

Adapun mengangkat kedua tangan maka tidak shahih dari Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam dan telah datang dari hadits Abdulloh bin Naafi' bin Abil 'Umyaa dan dia dho'if (rowi yg lemah), dan datang riwayat di dalam musnad Ahmad dengan sebuah hadits yang zhohirnya shahih akan tetapi hadits tsb diriwayatkan oleh Bukhori dan tidak ada padanya tambahan ini yaitu mengangkat kedua tangan, maka berdasarkan hal ini kami berlepas diri dan berdasarkan dho'if nya hadits mengangkat kedua tangan, maka Anda tidak mengaminkan setelahnya, dan Anda tetap diam dan sholat Anda sah insya Alloh, dan Rosul shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

«صلوا فإن أصابوا فلكم ولهم، وإن أخطأوا فلكم وعليكم»
"Sholatlah kalian, maka jika mereka benar pahalanya bagi kalian dan bagi mereka, dan jika mereka salah maka pahala bagi kalian dan dosa atas mereka".

Dari kaset: Pertanyaan pemuda di Hadhromaut.

Audio dapat didengar di:
http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=2689

__✏ Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu Abduh.
------------------------------
من صلى خلف إمام يقنت في الفجر ماذا يصنع

لفضيلة الشيخ الإمام مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله تعالى

  السؤال:
نصلي الفجر خلف إمام يقنت فماذا نصنع أثناء قنوته وخاصة إذا أطال الدعاء ؟

الإجابة:
الحمد لله الأدلّة ليس بها تضليل ، وننصح أهل السّنّة إن استطاعوا أن يتميّزوا عن المبتدعة فليفعلوا ولو أن يبنوا لهم مسجدا من اللبن ، أو يصلّحوا لهم مسجدا من الزنج حتّى ييسّر الله بفاعل خير ويصلّح لهم مسجدهم.

أمّأ إذا اضطررت إلى ذلك فصلاتك صحيحة إن شاء الله ، أنت لكن لا تتابعه في القنوت فلو أمّن النّاس لا تؤمّن .
وأمّا رفع اليدين فلم يثبت عن النّبيّ – صلّى الله عليه وعلى آله وسلّم - وقد جاء من حديث عبد الله بن نافع بن أبي العمياء وهو ضعيف ، وجاء في مسند أحمد بحديث ظاهره الصحّة لكنّ الحديث في البخاري وليس فيه هذه الزيادة وهي رفع اليدين ، فعلى هذا نحن على البراءة وعلى ضعف حديث رفع اليدين ، فأنت لا تؤمّن بعده ، وتبقى واقفا وصلاتك صحيحة إن شاء الله ، والرّسول –صلّى الله عليه وعلى آله وسلّم - يقول : " صلّوا فإن أصابوا فلكم ولهم ، وإن أخطأوا فلكم وعليهم".

▪〰▫〰▪〰▫

من شريط : ( أسئلة شباب قصيعر في حضرموت ) .

لسماع ولتحميل الفتوى صوتياً :

http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=2689
------------------------------
WA Ahlus Sunnah Karawang.

Via WA Al-Manshuroh

Minggu, 23 November 2014

TRAGEDI FIYUSY, BUKTI NYATA MAKAR & KEJAHATAN AL MUGHOFFAL ABDURRAHMAN AL MAR'I YANG MEMBUAT AHLUSSUNNAH MENANGIS

TRAGEDI FIYUSY, BUKTI NYATA MAKAR & KEJAHATAN AL MUGHOFFAL ABDURRAHMAN AL MAR'I YANG MEMBUAT AHLUSSUNNAH MENANGIS

Asy-Syaikh Hani bin Buraik hafizhahullah

Mereka para ikhwah dari luar Yaman yang menghadapi dua macam keterasingan, yaitu keterasingan karena istiqamah dan keterasingan karena jauh dari tanah air dan negerinya.

Mereka ada yang dipenjara, bahkan sangat menyedihkan sebagian istri ikhwah dijebloskan ke penjara digabungkan bersama orang-orang yang tidak jelas atau penuh syubhat di dalam penjara.

❓Maka siapa yang mampu menanggung penderitaan semacam ini wahai hamba-hamba Allah?!

❓Siapa yang mampu menanggung penderitaan semacam ini wahai hamba-hamba Allah, ketika seorang wanita yang menjaga kehormatannya dijebloskan ke penjara, padahal kukunya pun tidak pernah tersingkap, lalu dia dijebloskan ke penjara?!

Apakah engkau ridha hal itu menimpa istrimu wahai hamba Allah?!

Apakah engkau ridha hal itu menimpa anak perempuanmu wahai hamba Allah?!

Apakah engkau ridha hal itu menimpa saudara perempuanmu dan ibumu wahai hamba Allah?!

Apakah engkau ridha jika kehormatanmu masuk penjara bercampur baur dengan para wanita dan pria yang penuh dengan syubhat?!

Maka demi Allah wahai penduduk Yaman, demi Allah wahai penduduk Aden, wahai penduduk Lahj, jika sampai kita membiarkan hal ini, maka adzab Allah akan turun menimpa kita.

❓Padahal bukankah kalian tidak ditolong dan tidak mendapatkan rezeki –sebagaimana yang dikatakan oleht Rasulullah shallallahu alaihi was sallam– kecuali dengan sebab orang-orang yang lemah diantara kalian.

❓Bukankah kalian tidak ditolong dan tidak mendapatkan rezeki kecuali dengan sebab orang-orang yang lemah diantara kalian, wahai hamba-hamba Allah?!

⛔Sungguh beberapa surat kabar telah memberitakan tuduhan penuh kedustaan ini, menelannya mentah-mentah, dan menyebarluaskan bahwa deportasi terhadap orang-orang dari luar Yaman yang tinggal di Fiyusy karena keterkaitan mereka dengan jihad.

Itu merupakan tuduhan dusta yang besar, itu adalah tuduhan dusta yang besar.

✅Nabi shallallahu 'alaihi was sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam Ash-Shahihain dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu:

إِنَّ الصِّدْقَ لَيَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ وَلَا يَزَالُ الْمَرْءُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ وَلَا يَزَالُ الْمَرْءُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا.

“Sesungguhnya kejujuran membimbing kepada kebaikan dan kebaikan membimbing kepada surga, dan senantiasa seseorang berbuat jujur dan berusaha berbuat jujur hingga dia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur, dan sesungguhnya kedustaan menyeret kepada perbuatan dosa dan dosa menyeret ke neraka, dan seseorang senantiasa berbuat dusta dan berusaha berbuat dusta hingga dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.”
(Lihat: Shahih Al-Bukhary no. 6094 dan Muslim no. 2607 –pent

✅Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِيْنًا.

“Dan orang-orang yang menyakiti pria dan wanita yang beriman tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kedustaan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzaab: 58)

⛔Engkau menuduh Ahlus Sunnah bahwa mereka adalah para penyeru tindakan provokasi dan penyeru jihad (bersama orang-orang Al-Qaidah –pent) serta suka mengobarkan fitnah dan suka melakukan tindakan-tindakan kekacauan. Kapan hal-hal semacam ini ada pada Ahlus Sunnah?!

Itu hakekatnya hanyalah tuduhan penuh makar dan ingin melampiaskan kemarahan, karena mereka tidak mau menjalankan dan tunduk kepada perintah-perintahnya.

Mereka ingin agar markaz-markaz dakwah berubah menjadi barak-barak tentara.

✊Jadi kalau ada perintah segera laksanakan terlebih dahulu, baru setelah itu tanyakan jika tidak merasa puas!

Mereka ingin agar para penuntut ilmu mengangguk-anggukkan kepala dan agar mereka berubah menjadi seperti orang-orang Shufi. Seakan-akan dikatakan kepada mereka: “Jadilah engkau di hadapan syaikhmu seperti mayat di hadapan orang yang memandikannya!

Maka orang-orang yang mulia dari para penuntut ilmu tidak mau untuk menurut dan tunduk begitu saja, dan mereka mengatakan: “Rabb kami adalah Allah.”
Dan mereka tidak mau mengikuti perintahnya.
Maka apa akibat dari sikap mereka itu?! Mereka ditimpa makar, tuduhan tanpa bukti, kedustaan, dan kejahatan.

〰✂Namun tali kedustaan itu tidaklah panjang, tidak lama hari-hari berlalu kecuali akan segera tersingkap...

Khutbah Jum’at 28 Muharrram 1436 H / 21 Nov 2014 M
di Masjid al-Anshar
Aden Yaman.

WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia

Download Audio di sini