Rabu, 30 Maret 2016

Membaca Al-Quran Dengan Tadabbur/Tafakkur

MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN TADABBUR/TAFAKKUR

✍ al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

Seandainya manusia mengetahui rahasia yang terdapat dalam membaca Al-Qur'an dengan penuh tadabbur
(merenungkan), niscaya mereka akan menyibukkan diri dengannya tanpa selainnya.

Apabila dia membacanya dengan penuh tafakkur, ketika dia melewati sebuah ayat yang dia membutuhkan ayat itu untuk mengobati hatinya, niscaya dia akan mengulang-ulang ayat tersebut walaupun sebanyak seratus kali, walaupun semalam suntuk.

➡ Membaca satu ayat dengan penuh tafakkur dan memahaminya lebih baik dari pada membaca seluruh al-Qur'an hingga khatam (selesai) namun tanpa merenungkan dan memahaminya, dan
➡ yang demikian itu lebih bermanfaat bagi hati dan lebih kuat untuk bisa meraih keimanan dan merasakan manisnya al-Qur'an.

Demikianlah kebiasaan para salaf. Ada di antara mereka yang mengulang-ulang satu ayat hingga datang waktu subuh

Telah datang dari Nabi shallahu 'alahi wa sallam bahwa beliau mengulang-ulang sebuah ayat hingga shubuh, yaitu firman Allah Ta'ala ;
(إِن تُعَذبهُم فَإِنَّهُم عِبَادك وَإِن تغْفر لَهُم فَإنَّك أَنْت الْعَزِيز الْحَكِيم) 
"Jika Engkau mengadzab mereka maka sesungguh mereka adalah hamba-hamba-Mu. Jika Engkau mengampuni mereka maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lag Mah Bijaksana." (al-Ma'idah : 118)

Membaca al-Qur'an dengan penuh tafakkur merupakan pengkal kebaikan hati."

Miftaah Daar as-Sa'adah 1/187

✍قال الإمام ابن القيم
رحمه الله تبارك وتعالى

  فَلَو علم النَّاس مَا فِي قِرَاءَة الْقُرْآن بالتدبر لاشتغلوا بهَا عَن كل مَا سواهَا ،

فَإِذا قَرَأَهُ بتفكر حَتَّى مر بِآيَة وَهُوَ مُحْتَاجا إِلَيْهَا فِي شِفَاء قلبه كررها وَلَو مائَة مرّة وَلَو لَيْلَة ،

فقراءة آيَة بتفكر وتفهم خير من قِرَاءَة ختمة بِغَيْر تدبر وتفهم وأنفع للقلب وأدعى الى حُصُول الايمان وذوق حلاوة الْقُرْآن

وَهَذِه كَانَت عَادَة السّلف يردد أحدهم الآية إلى الصَّباح وَقد ثَبت عَن النَّبِي أنه قَامَ بِآيَة يُرَدِّدهَا حَتَّى الصَّباح وَهِي قَوْله : ( إِن تُعَذبهُمْ فَإِنَّهُم عِبَادك وَإِن تغْفر لَهُم فَإنَّك أَنْت الْعَزِيز الْحَكِيم ) ،
⬅فقراءة الْقُرْآن بالتفكر هِيَ أصل صَلَاح الْقلب .

مفتاح دار السعادة ( ١٨٧/١ )

•••••••••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya
▶ Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya
Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Senin, 28 Maret 2016

Tafsir Surat Al-Fatihah - Ayat ke 1

SILSILAH DURUS TAFSIR AL-FATIHAH DAN JUZ ‘AMMA:

TAFSIR SURAT AL-FATIHAH

Ayat ke 1

{الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِين}

“Segala pujian yang mutlak hanyalah milik Allah Ta’ala Rabb semesta alam.”

Pujian yang mutlak, yakni semua nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya serta perbuatan-Nya adalah terpuji secara mutlak, tidak ada celaan atau kekurangan sedikitpun padanya.

Kalimat ‘al-Hamdu’ memiliki kandungan makna yang dalam, yaitu mensifati Allah dengan segala kesempurnaan dengan diiringi kecintaan dan pengagungan.

Kalimat ‘Rabb’ artinya pencipta, pemilik, pemelihara dan pengatur.

Kalimat ‘Alamin’ artinya segala sesuatu yang ada selain Allah. Ini adalah pendapat Qatadah, dan dipilih oleh al-Qurthubi dan Ibnu Katsir.

Allah adalah Rabb bagi alam semesta, yakni Allah yang menciptakan, memiliki, memelihara dan mengatur seluruh alam semesta. Hal ini sebagaimana Allah firmankan;

{قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ (23) قَالَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ (24)}

“Fir'aun bertanya: "Siapa Rabb semesta alam itu?" Musa menjawab: "Rabb Sang Pencipta, Pemilik dan Pengatur langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itulah Rabb-mu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya." [QS. Asy-Syu’ara:23-24]

FAEDAH AYAT:
1. Wajib bagi kita untuk senantiasa bersyukur dan memuji nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang agung. Allah Ta’ala berfirman;

{وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَتَعْرِفُونَهَا}

Dan katakanlah: "Segala puji hanya milik Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya."  [QS. An-Naml:93]

{وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ}

Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", Katakanlah: "Segala puji hanya milik Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).” [QS. Al-Ankabut”63]

2. Allah telah memberikan sekian banyak kenikmatan dan kemudahan, baik secara lahir maupun batin, baik di dunia maupun di akherat. Allah berfirman;

{الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ}

“Segala puji hanyalah milik Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi.” [QS. Al-An’aam:1]

{وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}

“Dan penutup doa mereka (penghuni surge) ialah: "Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamin.” [QS. Yunus:10]

Dari sini menunjukan bahwa pemeliharaan Allah terbagi menjadi dua:
a. Umum, yakni untuk seluruh makhluk-Nya, baik muslim maupun kafir, yakni pemeliharaan dari sisi Allah memberikan rizqi kepada mereka, kesehatan, kehidupan dan yang lainnya.
b. Khusus, yakni hanya diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman saja, yakni pemeliharaan dari sisi Allah memberikan kepada mereka taufiq dan hidayah, iman, istiqamah dan yang lainnya.

3. Allah menyebutkan lafazh (الْحَمْدُ للّهِ) dalam al-Quran sebanyak 21 kali.

4. Allah Ta’ala bersendirian dalam mencipta, mengatur dan memelihara alam semesta ini. Kaum musyrikin Quraiys sepakat dalam hal ini. Hal ini berbeda dengan sekelompok umat yang menisbatkan diri mereka kepada Islam dari kalangan Syiah Rafidhah dan Sufi yang mana mereka meyakini bahwa wali-wali mereka ikut andil dalam mengatur alam semesta dan memberikan rizqi kepada manusia. Sungguh kesyirikan manusia di zaman sekarang lebih besar dan dahsyat daripada kesyirikannya Abu Jahl, Abu Lahb dan kaum musyrikin quraisy yang lainnya.

Allah Ta’ala berfirman:

{قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ}

Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" [QS. Yunus:31]

5. Tatkala kita mengetahui dan meyakini bahwa Allah Rabb semesta alam, maka wajib bagi kita tunduk, patuh dan kembali hanya kepada Allah dalam segala sesuatu, karena Dia-lah yang menciptakan dan mengatur urusan kita.

6. Tidaklah ada yang disifati dengan sifat Rububiyah, melainkan Dzat yang Maha Sempurna. Adapun sesembahan selain Allah adalah batil, karena tidak satupun pada mereka sifat kesempurnaan.

Wallahu a’lam bish Shawab.

--------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 10 Muharam 1437/ 23 Oktober 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------

WA. FORUM KIS

Tafsir Surat Al-Fatihah - Membaca Basmalah Di Awal Surat

SILSILAH DURUS TAFSIR AL-FATIHAH DAN JUZ ‘AMMA:

TAFSIR SURAT AL-FATIHAH

Membaca Basmalah Di Awal Surat

{بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}

Aku memulai dengan menyebut nama Allah, meminta pertolongan kepada-Nya dengan nama-nama-Nya yang Agung dalam segala urusanku. Dialah Rabbku, dan tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah yang Maha Dermawan dan Pemilik segala keutamaan. Dia Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya. Dia-lah yang memiliki rahmat yang luas untuk diberikan kepada makhluk-Nya yang dikehendaki.

Kalimat “اللَّهِ”
Adalah nama yang khusus bagi Allah saja, tidak boleh selain-Nya menamai dirinya dengan nama tersebut. Tidak diketahui baik di zaman Jahiliyah maupun setelah datangnya Islam ada yang diberi nama dengan nama Allah. Hal ini karena mereka tahu, bahwa lafazh Allah adalah nama khusus untuk Allah Ta’ala semata.

Kalimat “الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ”
Kedua kalimat tersebut terbentuk dari kalimat ar-Rahmah.

Berkata as-Sa’di rahimahullah: Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah dua nama yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala memiliki kasih sayang yang sangat luas dan agung. Kedua nama ini meliputi segala sesuatu dan meliputi segala makhluk. Allah Ta’ala telah menetapkan kasih sayang-Nya yang sempurna bagi orang-orang bertakwa yang mengikuti para nabi dan rasul-Nya. Oleh karena itu, mereka mendapatkan kasih sayang sempurna yang bersambung dengan kebahagiaan yang abadi.

Adapun orang-orang yang selain mereka terhalang dari kasih sayang yang sempurna ini, karena mereka sendiri yang menolaknya dengan cara tidak memercayai berita (Ilahi) dan berpaling dari perintah. Oleh karena itu, janganlah mereka mencela siapapun kecuali diri mereka sendiri.

Mereka (yang bertakwa) mengimani bahwa Allah Ta’ala Maha Rahman dan Maha Rahim, memiliki rahmat yang agung, dan rahmat-Nya terkait dengan makhluk-Nya yang dirahmati, sehingga nikmat seluruhnya adalah buah dari rahmat-Nya.

Namun apa perbedaan kalimat ar-Rahman dan ar-Rahim?
Pendapat pertama: Sebagian ulama menyatakan bahwa ar-Rahman adalah Rahmat Allah yang diberikan kepada seluruh makhluk-makhluk-Nya di dunia, baik yang beriman maupun yang kafir. Adapun ar-Rahim adalah rahmat Allah yang khusus diberikan hanya kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.

Mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala;

{وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا}

“Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. [QS. Al-Ahzab:43]

Dalam ayat ini disebut kalimat “ar-Rahim” untuk orang-orang yang beriman.

⚠ Bantahan: Namun pendapat ini terlemahkan dengan firman Allah Ta’ala;

{إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ}

“Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” [QS. Al-Baqarah:143 dan al-Hajj:65]

Disebutkan dalam ayat tersebut kalimat “ar-Rahim” untuk seluruh manusia.

Pendapat kedua: Sebagian ulama yang lain menyatakan bahwa ar-Rahman adalah sifat kasih sayang pada Dzat Allah, yakni Allah memiliki sifat kasih sayang. Adapun ar-Rahim adalah memiliki makna kata kerja, yakni Allah merahmati dan menyayangi. Pendapat ini dipilih oleh Ibnul Qayim dan asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahumullah.

FAEDAH DARI AYAT DIATAS:
1. Penetapan diantara nama-nama Allah yang agung adalah ar-Rahman dan ar-Rahim. Ar-Rahman adalah pemilik sifat rahmat (kasih sayang) yang luas yang meliputi segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman:

{وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ}

“"dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” [QS. Al-A’raf:156]

عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْيٌ، فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَّبْيِ قَدْ تَحْلُبُ ثَدْيَهَا تَسْقِي، إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ أَخَذَتْهُ، فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ، فَقَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتُرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ» قُلْنَا: لاَ، وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لاَ تَطْرَحَهُ، فَقَالَ: «لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا»

Dari Umar bin al-Khatthab radhiyallahu 'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memperoleh beberapa orang tawanan perang. Ternyata dari tawanan tersebut ada seorang perempuan yang biasa menyusui anak kecil, apabila dia mendapatkan anak kecil dalam tawanan tersebut, maka ia akan mengambilnya dan menyusuinya, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: 'Menurut kalian, apakah perempuan itu tega melemparkan bayinya ke dalam api? ' Kami menjawab; 'Sesungguhnya ia tidak akan tega melemparkan anaknya ke dalam api selama ia masih sanggup menghindarkannya dari api tersebut.' Lalu beliau bersabda: 'Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang perempuan itu terhadap anaknya.' [Muttafaqun ‘alaihi]

2. Para ulama berbeda pendapat, apakah Basmalah bagian dari surat al-Fatihah atau dia ayat tersendiri?

Pendapat pertama menyatakan bahwa dia termasuk bagian dari surat al-Fatihah dan juga surat-surat yang lainnya. Ini adalah pendapat asy-Syafi’i rahimahullah. Dalil pendapat ini adalah hadits Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

بَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا، فَقُلْنَا: مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُورَةٌ» فَقَرَأَ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ {إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ}

"Pada suatu hari ketika Rasulullah di antara kami, tiba-tiba beliau tertidur, kemudian mengangkat kepalanya dalam keadaan tersenyum, maka kami bertanya, 'Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab, 'Baru saja diturunkan kepadaku suatu surat, lalu beliau membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim, Inna A'thainaka al-Kautsar Fashalli Lirabbika Wanhar, Inna Syani'aka Huwa al-Abtar.” [HR. Muslim]

Pendapat kedua menyatakan bahwa dia bukan bagian dari surat al-Fatihah dan juga surat-surat yang lainnya. Tetapi dia adalah ayat yang terpisah sendiri yang Allah turunkan sebagai pemisah antara satu surat dengan yang lainnya. Ini adalah pendapat al-Hanafiyah dan dipilih oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahumullah. Dalil yang memperkuat pendapat ini hadits Abu Hurairah, ia berkata:

فإنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [الفاتحة: 2]، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي ... الحديث

“aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Allah berfirman, 'Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu, dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata, 'Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.' Maka Allah berkata, 'HambaKu memujiKu.'...” [HR. muslim]

Dalam hadist ini Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam memulai dengan ‘Hamdalah’ tanpa menyebut ‘Basmalah’, hal ini menunjukan bahwa ‘Basmalah’ bukan bagian dari surat al-Fatihah, karena kalau seandainya dia bagian dari surat al-Fatihah, niscaya beliau akan memulai dari bacaan Basmalah.

3. Ketika seorang muslim akan memulai membaca al-Quran dari awal surat, maka disunnahkan membaca BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM terlebih dahulu.

Wallahu a’lam bish Shawab.

----------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 21 Dzul Qa’dah 1436/ 5 September 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
---------------------------

FORUM KIS

Tafsir Surat Al-Fatihah - Muqaddimah

SILSILAH DURUS TAFSIR JUZ ‘AMMA:

TAFSIR SURAT AL-FATIHAH

MUQADDIMAH

Surat al-Fatihah menurut pendapat yang terpilih adalah Makkiyah.

Apakah perbedaan antara surat al-Makkiyah dan al-Madaniyyah?

Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Wallahu a’alam pendapat yang terpilih adalah setiap surat yang turun sebelum hijrah maka dinamakan al-Makkiyyah, adapun setiap surat yang turun setelah hijrah, maka dinamakan al-Madaniyyah. Yang menjadi tinjauan adalah waktu turunnya, bukan tempat turunnya. Pendapat ini dipilih asy-Syaikh al-‘Utsaimin.

Faedah:

Disebutkan oleh asy-Syaikh al-‘Utsaimin bahwa mayoritas surat-surat al-Madaniyyah lebih banyak terperinci isinya daripada surat-surat al-Makkiyyah. Perincian tersebut pada penjelasan cabang-cabang Islam, bukan pada pokoknya. Dan juga mayoritas isinya lebih sedikit penegasannya dalam peringatan, nasehat dan ancaman, karena yang diajak bicara adalah kaum yang telah beriman dan bertauhid serta telah menegakkan pokok-pokok dasar agama. Tidak tersisa padanya kecuali penjelasan tentang cabang-cabang agama, agar hal ini diketahui oleh mereka (orang-orang yang beriman). Dan juga mayoritasnya ayat-ayatnya lebih panjang dibanding surat-surat al-Makiyyah. [lihat muqaddimah tafsir al-Baqarah karya asy-Syaikh al-‘Utsaimin]

Sebagian nama-nama dari surat al-Fatihah.

Pertama: Fatihatul Kitab.
Ini adalah nama yang telah masyhur (terkenal). Penamaan surat ini dengan nama al-Fatihah telah ditunjukkan dalam hadits-hadits yang banyak, diantaranya;

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam;

«لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ»

"Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul KItab (yakni surat al-Fatihah).” [Muttafaqun ‘alaihi]

Dan juga Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam;

«مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ»

"Barangsiapa yang melakukan shalat yang padanya dia tidak membaca al-Fatihah, maka dia masih mempunyai hutang (tidak sempurna)." [HR. Muslim]

Kenapa dinamakan Fatihatul Kitab?

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah: “Karena dia pembuka al-Kitab (al-Quran) secara tulisan dan karena seluruh shalat dibuka dengannya.” [Tafsir Ibnu Katsir:1/101]

Kedua: Ummul Kitab.
Penamaan surat ini dengan Ummul Kitab juga telah ditunjukkan dalam hadits-hadits yang banyak, diantaranya;

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam;

«أُمُّ القُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ المَثَانِي وَالقُرْآنُ العَظِيمُ»

"Ummul Qur'an (al-Fatihah) adalah as-Sab'u al-Matsaani dan Al Qur'an yang agung." [HR. Al-Bukhari]

Kenapa dinamakan Ummul Kitab?

Berkata al-Baghawi rahimahullah: “Dinamakan Ummul Quran dan Ummul Kitab karena dia ushul (pokok) al-Quran, dengannya al-Quran dibuka.” [Tafsir al-Baghawy:1/70]

Ketiga: As-Sab’u al-Matsaani.
Penamaan ini telah ditunjukkan dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam;

«أَلَمْ تَقُلْ لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي القُرْآنِ»، قَالَ: {الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ} «هِيَ السَّبْعُ المَثَانِي، وَالقُرْآنُ العَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ»

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda telah berkata, 'Sungguh, aku akan mengajarkan padamu suatu surat yang paling agung dari Al Qur`an.'" Beliau pun bersabda: "Yaitu: 'AL HAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIIN..' ia adalah As-Sab'u al-Matsaanii dan Al Qur`an yang agung yang telah diberikan kepadaku." [HR. Al-Bukhari]

Kenapa dinamakan as-Sab’u al-Matsaani?

Berkata al-Baghawi rahimahullah: “Dinamakan as-Sab’u al-Matsaani karena dia tujuh ayat berdasarkan kesepakatan para ulama, dan karena dia dibaca berulang-ulang dalam shalat, dibaca dalam setiap rakaat. [Tafsir al-Baghawy:1/70]

Berapa jumlah ayat dalam surat al-Fatihah?

Para ulama sepakat bahwa jumlah ayatnya ada tujuh ayat. Hal ini sebagaimana dikatakan Ibnu Katsir dan al-Baghawy rahimahumullah.

Keutamaan surat al-Fatihah:

a. Dia adalah surat yang paling agung dalam al-Quran. Dalil uang menunjukkan hal ini adalah hadits Abu Sa’id yang telah lewat.

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda telah berkata,
'Sungguh, aku akan mengajarkan padamu suatu surat yang paling agung dari Al Qur`an.'" Beliau pun bersabda: "Yaitu: 'AL HAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIIN..' ia adalah As-Sab'u al-Matsaanii dan Al Qur`an yang agung yang telah diberikan kepadaku." [HR. Al-Bukhari]

b. Surat al-Fatihah merupakan rukun shalat, tidak sah shalat seseorang yang tidak membacanya dalam shalat. Hal ini berbeda dengan surat-surat yang lainnya. Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits Ubadah bin ash-shamit yang telah lewat; bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

«لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ»

"Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul KItab (yakni surat al-Fatihah).” [Muttafaqun ‘alaihi]

c. Dia merupakan pembuka dari surat-surat dalam Al-Quran. Oleh karena itu dinamakan al-Fatihah (pembuka).

d. Allah tidak menurunkan dalam Taurat dan Injil yang semisal dan seagung surat al-Fatihah. Hal ini sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Ubay bin Ka’ab, dia berkata:

«مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ مِثْلَ أُمِّ الْقُرْآنِ»

"Allah Ta’ala tidak menurunkan dalam Taurat maupun Injil semisal Ummul Qur'an.” [HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan yang lainnya, dishahihkan asy-Syaikh al-Albani]

------------------------
✒ Disusun oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 16 Syawal 1436/ 1  Agustus 2015_di kota Ambon Manise.

Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com

Ikuti pula channel Forum kami di aplikasi TELEGRAM!
https://bit.ly/ForumKIS
----------------------

WA. FORUM KIS

Kamis, 24 Maret 2016

Ketika Ustadz Abu Khadeejah Bertemu Ustadz Luqman Ba'abduh Di Madinah; Ketika Pertemuan Timur Dan Barat

KETIKA USTADZ ABU KHADEEJAH BERTEMU USTADZ LUQMAN BA'ABDUH DI MADINAH;
KETIKA PERTEMUAN TIMUR DAN BARAT

Bismillah,

Petang ini ana telah dikurniakan manfaat duduk bersama asatidzah dan ikhwan dari Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand. Jalsah dimulakan dengan nasihat-nasihat yang disampaikan oleh Ustadz Luqman Ba'abduh, Ustadz Ruwaifi dan Ustadz Hamzah hafizhahumullah.

Kami diingatkan akan peri pentingnya untuk sentiasa bersyukur di atas nikmat. Apabila luput kesyukuran, maka sebuah nikmat akan sirna dan untuk mendapatkannya kembali adalah sukar. Ramai teman seperjuangan kami, yang mungkin mempunyai tahap kesabaran melebihi kami, namun mereka tergelincir terjatuh dari jalan ini kerana telah mengkufuri nikmat. Nasihat ini diberi terkhusus buat pelajar-pelajar Jami'ah dari Singapura, Malaysia, Indonesia dan Thailand; akan betapa besarnya nikmat menuntut ilmu di bumi para Ulama'.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke masjid Shaykh Muhammad ibn Hadee hafizhahullah untuk menghadiri kuliah beliau hafizhahullah tentang "Adab Menuntut Ilmu". Sebelum Shaykh hafizhahullah memulakan, beliau hafizhahullah memanggil ikhwan Indonesia

Ustadz Abu Khadeejah, Abu Iyaad, Abu Hakeem hafizhahumullah dan beberapa ikhwan dari UK dan Ustadz Anwar Wright hafizhahullah dari Amerika juga hadir bersama di masjid itu.
http://www.salafipublications.com
http://germantownmasjid.com

Atas kecintaan kami untuk para Ulama', kami disatukan...

Selesainya kuliah, Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah sempat berkenalan dengan Ustadz Abu Khadeejah hafizhahullah. Mereka bersalaman dan mempamerkan kasih sayang antara satu sama lain..

❔Ustadz Abu Khadeejah hafizhahullah bertanya akan nama Ustadz Luqman hafizhahullah dan setelah dijawab, Ustadz Abu Khadeejah hafizhahullah memberitahu yang beliau hafizhahullah telah banyak mendengar tentang Ustadz Luqman hafizhahullah.


(Suatu ketika dahulu, Ustadz Luqman hafizhahullah juga pernah memberitahu kami yang beliau hafizhahullah pernah mendengar akan Ustadz Abu Khadeejah hafizhahullah, dengan menyatakan bahawa beliau (Ustadz Abu Khadeejah hafizhahullah) di atas khayr (red: di atas Sunnah).

Kemudian mereka berdua hafizhahumallah berjalan mengiringi Shaykh hafizhahullah, menuju ke rumah beliau hafizhahullah. Ustadz Abu Khadeejah dan Ustadz Luqman hafizhahumallah sempat bertukar nombor sebelum meneruskan perjalanan masing-masing.

Begitulah pengalaman ana hari ini, dalam menyaksikan sebuah jembatan perhubungan terbina di antara para da'i salafi dari Timur dan dari Barat.

✏Dinukil oleh al-Akh Abu Arish as-Singofuree hafizhahullah
(Para admin grup Telegram/Whatsapp Salafy Singapura)
13 Jumad al-Akhiroh 1437H
22hb May 2016
Masjid Badri Safar al-Utaybi; Madinah

ℹ Artikal;
●https://twitter.com/AbuKhadeejahSP/status/712349663068819457

●https://twitter.com/AbuKhadeejahSP/status/712334556389572608

وبارك الله فيكم
••••••••••••••••••••••
Salafy Singapura ⓢⓢ
LIVE Streaming
http://mixlr.com/salafysingapura
Webpage
http://salafysingapura.salafymedia.com
Telegram
https://telegram*me/salafysingapura

Jawaban Atas Celaan Beredarnya Foto Syaikh Hani bin Buraik hafizhahullah (Menteri Negara Yaman)

Jawaban atas celaan beredarnya foto Syaikh Hani bin Buraik hafizhahullah (Menteri Negara Yaman)

✒ Oleh: Al-Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah

Foto foto tersebut adalah saat beliau sebagai menteri, ketika menjenguk korban luka di Yordan dan Sudan (tentara koalisi). Sesuatu yang tidak terelakkan pada seorang pejabat negara zaman sekarang, walau masyaikh Saudi sekalipun.

Mumayyi'un menghujat beliau dengan hal itu dan menghujat kita "kenapa tidak mentahdzir beliau"

Jawabnya:

1⃣ Tahdzir terhadap mereka (al mumayyi'un) bukan semata karena foto, harap jangan terlena namun banyak hal urusan manhajiyyah.

2⃣ Foto foto yang mereka sebar tentang Syaikh Hani selalu diposting singkat tanpa dijelaskan kronologinya, -ini bentuk makar-.

3⃣ Pernahkah beliau difoto dengan wanita sebagaimana yang terjadi pada mereka?

4⃣ Pernahkah difoto dengan tokoh-tokoh hizbiyyin yang masyhur dengan hizbiyyahnya tanpa udzur sebagaimana mereka?

5⃣ Pernahkah beliau memberi statement tamyi' setelah foto dengan mereka yang dianggap hizbiyyin semisal: indahnya persatuan... atau memuji tokoh-tokoh hizbiyyin tersebut? sebagaimana yang mereka lakukan.

6⃣ Mereka lakukan hal ini terhadap beliau dalam rangka untuk menutupi dan membela penyimpangan-penyimpangan syaikh-syaikh mereka, ini merupakan makar yang sangat kejam.

Seharusnya mereka ingkari dengan dahsyat penyimpangan al-Ma'bary (Muhammad al-Imam -ed) yang jauh-jauh lebih mengerikan daripada "penyimpangan" yang mereka tuduhkan terhadap Syaikh Hany.

7⃣ Ketika udzur-udzyr di atas tidak ada pada Syaikh Hany (anggaplah) dan masyaikh lainnya menyatakannya sebagai sebuah kesalahan atau penyimpangan, maka salafiyyin tidak akan segan mengingkarinya.

Ingat baik-baik!! kalau seandainya hal tersebut terjadi (laa qaddarahullah) dan Salafiyyin mengeluarkan bantahan-bantahan, maka antum akan dapati mumayyi'in akan mengatakan: ini adalah korban berikutnya dari jama'ah tahdzir...
Itulah jahatnya peperangan yang mereka lancarkan pada salafiyyin dan ulamanya...

WA Thullab Al Bayyinah

Tambahan: Sekarang Asy-syaikh Hany bin Buraik hafizhahullah telah menjadi bagian pemerintah (waliyul amr) di Yaman.

Maka, mencela beliau secara terang-terangan -walaupun dipastikan beliau salah, apalagi hanya tuduhan- adalah kebiasaan orang-orang KHAWARIJ.

Via
Tukpencarialhaq
www.tukpencarialhaq.com
https://telegram.me/tukpencarialhaq

Menteri Yaman Mengungkap Hakekat Tujuan ISIS Melakukan Pengeboman Di Eropa

✊ MENTERI YAMAN MENGUNGKAP HAKEKAT TUJUAN ISIS MELAKUKAN PENGEBOMAN DI EROPA

Asy-Syaikh Hany bin Buraik hafizhahullah mengatakan:

Berlomba-lombanya ISIS merancang operasi-operasi pengeboman di Eropa dan dengan cara yang sangat cepat, ini menyingkap untuk kita bahwa tujuannya adalah untuk menghantam Islam di Eropa serta menghantam dakwah Islam di sana.

✋ Dahulu orang-orang yang mendakwahkan agama Allah menyebar ke seluruh dunia untuk mendakwahkan Islam dan manusia memiliki antusias yang besar terhadap Islam. Hal itu berdasarkan jumlah yang mengejutkan dari para pemeluk Islam, belum termasuk yang kembali kepada agamanya setelah murtad.

Maka mereka menjumpai pada ISIS dan sebelumnya pada Al-Qaeda sebab terbesar untuk menggembosi antusias manusia terhadap agama Allah yang benar.

☝ Ya Allah, kami berlepas diri kepada-Mu dari pengkhianatan dan makar mereka terhadap agama Allah.

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

PERNYATAAN MENTERI LUAR NEGERI SAUDI ARABIA*

Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Adil bin Ahmad al-Jubair mengatakan dalam akun twitternya menanggapi pengeboman di Brussels Belgia:

✊ "Tindakan teroris di #Brussels & negara-negara lain di seluruh dunia, hanya akan meningkatkan persatuan kita untuk melawan #terorisme & memberantasnya."

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

Senin, 21 Maret 2016

Pengingkaran Keras Asy-Syaikh Rabi' Terhadap Orang Yang Mengambil Gambar


•---•--•---•
PENGINGKARAN KERAS ASY-SYAIKH RABI’ TERHADAP ORANG YANG MENGAMBIL GAMBAR

Di sebuah majelis pelajaran kitab karya Asy-Syaikh Hafizh Hakamy rahimahullah yang berjudul Ma’aarijul Qabuul,

Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly hafizhahullah membukanya dengan mengatakan:

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اتَّبَعَ هُدَاهُ أَمَّا بَعْدُ:

Lalu beliau hafizhahullah berkata: “Asy-Syaikh Hafizh berkata…, –Asy-Syaikh Rabi’ berkata kepada hadirin–: silahkan, silahkan, berilah kelapangan untuk saudara-saudara kalian, berikan tempat untuk yang lain, silahkan masuk sedikit lagi, tempatnya cukup cukup insya Allah…”

Salah seorang hadirin ada yang mengatakan: “Ada sebagian yang mengambil gambar orang-orang.”

Beliau berkata: “Mengambil gambar?!”

Orang tadi menjawab: “Ya.”

Maka beliau berkata:

“TINGGALKAN MENGAMBIL GAMBAR,
mengambil gambar haram,
Allah melaknat orang-orang yang menggambar (dengan alat apapun –pent).
Mengambil gambar haram!!”

أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُوْنَ.

“Manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat nanti adalah orang-orang yang menggambar.”  (HR. Al-Bukhary no. 5950 dan Muslim no. 2109 –pent)

“Baarakallahu fiikum. Masuklah, masuklah agar kalian tidak terkena sinar matahari, baarakallahu fiikum.

MAJELIS KITA BUKAN UNTUK MEMBICARAKAN POLITIK DAN OMONG KOSONG.
Majelis kita adalah
▪️untuk AGAMA,
▪️untuk ILMU,
▪️dan untuk TAUHID.
Apakah pantas untuk diambil gambar?!

Baarakallahu fiikum.”

Sumber artikel: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=147591

http://forumsalafy.net/?p=7049

✏️___     
Edisi: مجموعة الأخوة  السلفية [-MUS-]
Klik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf

Ⓜ️ #Fawaid #gambar_makhluk #foto #video #televisi

Benarkah Gerakan Wahabi Memberontak Terhadap Daulah 'Utsmaniyyah??

⛓ BENARKAH GERAKAN WAHABI MEMBERONTAK TERHADAP DAULAH 'UTSMANIYYAH??

⚔ Semata-mata atas berkat rahmat Allah dan karunia-Nya, gerakan dakwah Tauhid yang dikibarkan oleh al-Mujaddid asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab — rahimahullah — di Najd, dengan dukungan al-Amir Muhammad bin Sa'ud — rahimahullah —  berhasil menegakkan Daulah Islamiyyah SAUDI ARABIA. Sebagai wujud upaya menegakkan Tauhid di muka bumi dan melaksanakan Syari'at Islam. Yang membawa membawa misi RAHMATAN LIL 'ALAMIN. Di antara buah nyata dakwah ini adalah memberikan pencerahan dan membangkitkan semangat berjihad melawan penjajahan dan terorisme bangsa kafir Eropa. Pengaruh nyata itu juga dirasakan hingga di Nusantara ini.
Banyak pihak yang memutarbalikkan fakta. Di antaranya dengan cara menuding bahwa dakwah "Wahhabi" dengan aktivitasnya telah melakukan pemberontakkan terhadap Daulah 'Utsmaniyyah.
Benarkah demikian?

Berikut penjelasan asy-Syaikh al-'Allamah 'Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah :

"asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab TIDAK MEMBERONTAK terhadap Daulah Khilafah 'Utsmaniyyah — sebagaimana yang aku tahu dan aku yakini —
Ketika itu di wilayah Najd TIDAK ADA kepemimpinan atau pemerintah di bawah Turki. Namun yang ada di Najd ketaka itu adalah pemerintahan-pemerintahan kecil dan desa-desa yang terpisah-pisah. Masing-masing negeri atau desa — sekecil apapun — ada pimpinan/penguasanya sendiri terpisah dari lainnnya (merdeka). ... Antara pemerintahan-pemerintahan itu saling berperang, bertempur, dan bertentangan.

Jadi Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab TIDAK MEMBERONTAK terhadap Daulah Khilafah.
⚖ Hanya saja beliau tidak setuju dengan berbagai kondisi yang rusak di negerinya sendiri. Maka beliau berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad. Senantiasa bersabar dan terus bersabar, hingga cahaya dakwah ini membentang hingga ke negeri-negeri lainnya. ... ."

Nadwah "Tajdid al-Fikr al-Islami". Ceramah ini beliau sampaikan di ruang pertemuan di Universitas al-Malik Su'ud tahun 1402 H

شبهة مفادها أن الشيخ المجدد الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمه الله تعالى قام بالخروج على الدولة العثمانية

قال سماحة الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز رحمه الله في جوابه  على هذه الشبهة :

(لم يخرج الشيخ محمد بن عبد الوهاب على دولة الخلافة العثمانية - فيما أعلم وأعتقد -، فلم يكن في نجد رئاسة ولا إمارة للأتراك بل كانت نجد إمارات صغيرة وقرى متناثرة، وعلى كل بلدة أو قرية - مهما صغرت - أمير مستقل … وهي إمارات بينها قتال وحروب ومشاجرات، والشيخ محمد بن عبد الوهاب لم يخرج على دولة الخلافة، وإنما خرج على أوضاع فاسدة في بلده، فجاهد في الله حق جهاده وصابر وثابر حتى امتد نور هذه الدعوة إلى البلاد الأخرى …)

(ندوة تجديد الفكر الإسلامي، ألقيت في قاعة المحاضرات بجامعة الملك سعود، 1402هـ، (مسجلة على أشرطة كاسيت).

Sumber http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=4800

•••••••••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya
▶ Join Telegram https://bit.ly/ManhajulAnbiya
Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~
BENARKAH GERAKAN WAHABI MEMBERONTAK TERHADAP DAULAH 'UTSMANIYYAH??

al-'Allamah asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah,

Tanya :
"Sebagian orang yang memusuhi dakwah Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdil Wahhab — rahimahullah — mengatakan bahwa beliau dan al-Imam Muhammd bin Su'ud MEMBERONTAK terhadap kekuasaan pemerintah Daulah 'Utsmaniyyah, dan telah merusak tongkat ketaatan. Ini bertentangan dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah!!
Bagaimana pendapat Anda terhadap pernyataan tersebut?"

Jawab :
"Orang yang mengucapkan pernyataan tersebut, apakah dia konsisten untuk selalu mendengar dan taat kepada pemerintah??!
⚠ Mayoritas orang-orang yang mengatakan itu, mereka membolehkan memberontak terhadap para penguasa sekarang. Mereka tidak mau konsisten dan tidak mau mengakui keabsahan pemerintahan.
Ini Sisi Pertama.

Sisi Kedua,
Bahwa asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab dan al-Imam Muhammad bin Su'ud — rahimahumallah — TIDAK MEMBERONTAK terhadap pemerintah pada masanya.
❌ Karena Daulah 'Utsmaniyyah TIDAK MEMILIKI KEKUASAAN terhadap negeri-negeri di Najd.
Negeri-negeri Najd di bawah pemerintahannya sendiri. Masing-masing negeri di Najd memiliki pemerintahan tersendiri (merdeka) yang memerintahnya. Apabila pimpinannya mati, maka digantikan oleh salah satu putranya  atau kerabatnya.
❌ Jadi Daulah 'Utsmaniyyah TIDAK PUNYA KEKUASAAN atas negeri-negeri di Najd. Mereka juga tidak merasa punya kepentingan terhadap negeri Najd. Daulah Utsmaniyyah tidak merasa perlu (untuk menguasai) negeri-negeri Najd. Karena di Najd tidak ada penghasilan apa-apa pada waktu itu, sehingga tidak penting bagi mereka.
Daulah Utsmaniyyah (setelah itu) memerangi Daulah Saudi Arabia bukan karena Saudi memberontak terhadap Utsmaniyyah. Namun karena takut/khawatir. Daulah Utsmaniyyah memerangi Daulah Saudi Arabia karena takut, ketika negara Saudi semakin besar dan tampak kekuataannya.

Daulah Utsmaniyyah memerangi Daulah Saudi Arabia karena khawatir kalau Saudi Arabia akan menyerang mereka di negerinya.  Ini tujuannya. Adapun kekuasaan, maka Daulah Utsmaniyyah tidak memiliki kekuasaan negeri-negeri Najd. Namun masing-masing negeri Najd berada di bawah kekuasaan pemerintahannya masing-masing. Demikianlah berlangsung dari generasi ke generasi.

Hingga datanglah asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab — rahimahullah — membawa Dakwah Tauhid, yang didukung oleh Muhammad bin Su'ud. Maka terbentanglah kekuasaan mereka di negeri-negeri Najd semuanya, juga membentang ke negeri-negeri lainnya di Jazirah Arabia.
Allah kokohkan kekuasaan mereka karena mereka MENEGAKKAN DAKWAH NABI MUHAMMAD — Shallallahu 'alaihi wa Sallam — dan MENYEBARKAN ISLAM.
⚔ Maka pemerintahan-pemerintahan di Najd yang sebelumnya terpencar-pencar, masuk dalam satu kekuasaan. Ketika itulah Daulah 'Utsamniyyah ketakutan/khawatir kalau Saudi Arabia akan sampai ke negeri mereka (Turki), Iraq, dan Syam. Utsmaniyyah merasa terancam.
Di samping mereka juga memiliki
berbagai khurafat,
kuburan-kuburan,
tasawuf, dan
berbagai bid'ah
Utsmaniyyah pun ketakutan dan terancam atas segala kemungkaran yang ada pada mereka selama ini. Mereka takut Dakwah asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab akan MERUBAH itu semua.
Oleh karena itu, Daulah Utsmaniyyah pun memerangi Daulah Saudi Arabia.

Sumber http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=4800

•••••••••••••••••••••
Majmu'ah Manhajul Anbiya
▶ Join Telegram https://bit.ly/ManhajulAnbiya
Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kebodohan Jama'ah Tabligh Tentang Al-Quran Dan Sunnah

⛔KEBODOHAN JAMA'AH TABLIGH TENTANG AL - QUR'AN DAN SUNNAH⚠

☝ Aku mendengar Syaikh kami al-Wadi'iy   - رحمه الله - berkata tentang Jama'ah Tabligh :

"Seandainya Jama'ah Tabligh ada pada zaman Abu Jahl, maka Jama'ah Tabligh pun tidak akan mengingkarinya".

Aku berkata (Syaikh Abul Khathab) :
"Beliau - رحمه الله - benar, karena Jama'ah Tabligh tidak mempunyai ilmu dari al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah ﷺ, dan mereka tidak berdakwah kepada Tauhid Uluhiyah yang merupakan dasar agama, mereka hanya menyebutkan sebagian dari Tauhid Rububiyah.

Adapun Abu Jahl dan yang semisalnya mereka tidak mengingkari bahwa Allah ﷻ yang telah menciptakan dan memberi rizki, akan tetapi yang mereka ingkari adalah Tauhid Ibadah (Uluhiyah),
"Apakah saya akan menjadikan sembahan itu hanya satu saja ?".

✍ Ditulis oleh : Asy-Syaikh Abul Khathab Thariq Darman - حفظه الله -

☝   سمعت شيخنا الوادعي رحمه الله يقول في جماعة التبليغ : لو كانت في زمن أبي جهل ما أنكرها

قلت : صدق رحمه الله لأن جماعة التبليغ ليس عندهم علم بكتاب الله وسنة رسوله عليه الصلاة والسلام و لا يدعون إلى توحيد الإلهية الذي هو الأساس وإنما يذكرون بعض أفراد توحيد الربوبية .
وأبوجهل واضرابه ما أنكروا أن الله خالقنا ورازقنا وإنما أنكروا توحيد العباد (أجعل الإلهة إله واحدا)

✍ كتبه الشيخ أبي الخطاب طارق درمان حفظه الله

المصدر : مجموعة البركة مع أكابركم

Majmu'ah
Alhaqqu Ahabbu Ilaina

Channel Telegram
http://bit.ly/Alhaqquahabbuilaina
Faedah Lainnya Kunjungi  www.alhaq.salafymedia.com
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Melawan Hawa Nafsu

○●○●○●○
Silsilah Mutiara Hikmah
——————————————————
MELAWAN HAWA NAFSU.
——————————————————
Berkata Al-Imām Ibnul Qoyyim råhimahulläh:

《 Apabila engkau amati tentang 7 kelompok orang yang Allâh 'Azza wa Jalla naungi mereka dalam naungan 'Arsy-Nya di hari tiada naungan kecuali naungan-Nya maka engkau temukan mereka mendapatkan naungan itu hanyalah dengan jalan menyelisihi hawa nafsu,

① maka seorang imam (penguasa) yang memimpin lagi berkuasa tidaklah mungkin dapat berlaku adil kecuali dengan menyelisihi hawa nafsunya.

② Dan seorang pemuda yang giat beribadah kepada Allâh mendorong masa mudanya (melakukan itu) kalaulah bukan karena menyelisihi hawa nafsunya tentulah tidak akan kuasa melakukan itu.

③ Seorang pria yang hatinya terikat dengan masjid-masjid yang mendorongnya melakukan itu hanyalah karena menyelisihi hawa nafsu yang mengajaknya menuju tempat-tempat yang menyenangkan.

④ Orang yang bersedekah yang menyembunyikan sedekahnya dari tangan kirinya kalaulah bukan karena dia paksakan hawa nafsunya tentulah tidak mampu untuk melakukan itu.

⑤ Dan pria yang digoda (berbuat zina) oleh wanita cantik nan terpandang kemudian dia takut kepada Allâh Àzza wa Jalla lalu dia lawan nafsunya.

⑥ Dan orang yang mengingat Allâh Àzza wa Jalla dikala sendirian kemudian kedua air matanya berlinang karena takut kepada Allâh yang menghantarkannya kepada kondisi tersebut hanyalah karena menyelisihi hawa nafsunya, maka tidak ada jalan bagi kebebasan bersikap, bahagia dan duka atas mereka di hari kiamat nanti,

▪️ sedangkan para pengikut hawa nafsu telah sampai pada puncak kebebasan mereka, dan kebahagiaan yang memuncak dalam keadaan mereka menanti-nanti setelah ini masuk ke dalam penjara hawa nafsu. Maka Allâh Subhānahu wa Ta'āla tempat meminta agar melindungi kita dari berbagai hawa nafsu kita yang selalu memerintahkan kepada kejelekan dan agar menjadikan hawa nafsu kita tunduk kepada apa yang dicintai-Nya serta diridhoi-Nya karena sesungguhnya Dia atas segala sesuatu maha kuasa dan untuk mengabulkan (segala permintaan) sangatlah mungkin dapat terwujudkan. 》

            •┈┈┈••✦✿✦••┈┈┈•

Råwdhåh Al-Muhibbīn, halaman (485-486).
——————————————————
قال الإمام ابن القيم رحمه الله تعالى:

ﺇﺫا ﺗﺄﻣﻠﺖ اﻟﺴﺒﻌﺔ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﻈﻠﻬﻢ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻓﻲ ﻇﻞ ﻋﺮﺷﻪ ﻳﻮﻡ ﻻ ﻇﻞ ﺇﻻ ﻇﻠﻪ ﻭﺟﺪﺗﻬﻢ ﺇﻧﻤﺎ ﻧﺎﻟﻮا ﺫﻟﻚ اﻟﻈﻞ ﺑﻤﺨﺎﻟﻔﺔ اﻟﻬﻮﻯ ﻓﺈﻥ اﻹﻣﺎﻡ اﻟﻤﺴﻠﻂ اﻟﻘﺎﺩﺭ ﻻ ﻳﺘﻤﻜﻦ ﻣﻦ اﻟﻌﺪﻝ ﺇﻻ ﺑﻤﺨﺎﻟﻔﺔ ﻫﻮاﻩ ﻭاﻟﺸﺎﺏ اﻟﻤﺆﺛﺮ ﻟﻌﺒﺎﺩﺓ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺩاﻋﻲ ﺷﺒﺎﺑﻪ ﻟﻮﻻ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﻫﻮاﻩ ﻟﻢ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻭاﻟﺮﺟﻞ اﻟﺬﻱ ﻗﻠﺒﻪ ﻣﻌﻠﻖ ﺑﺎﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﺇﻧﻤﺎ ﺣﻤﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ اﻟﻬﻮﻯ اﻟﺪاﻋﻲ ﻟﻪ ﺇﻟﻰ ﺃﻣﺎﻛﻦ اﻟﻠﺬاﺕ ﻭاﻟﻤﺘﺼﺪﻕ اﻟﻤﺨﻔﻲ ﻟﺼﺪﻗﺘﻪ ﻋﻦ ﺷﻤﺎﻟﻪ ﻟﻮﻻ ﻗﻬﺮﻩ ﻟﻬﻮاﻩ ﻟﻢ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﻭاﻟﺬﻱ ﺩﻋﺘﻪ اﻟﻤﺮﺃﺓ اﻟﺠﻤﻴﻠﺔ اﻟﺸﺮﻳﻔﺔ ﻓﺨﺎﻑ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻭﺧﺎﻟﻒ ﻫﻮاﻩ ﻭاﻟﺬﻱ ﺫﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺧﺎﻟﻴﺎ ﻓﻔﺎﺿﺖ ﻋﻴﻨﺎﻩ ﻣﻦ ﺧﺸﻴﺘﻪ ﺇﻧﻤﺎ ﺃﻭﺻﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ ﻫﻮاﻩ ﻓﻠﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﺤﺮ اﻟﻤﻮﻗﻒ ﻭﻋﺮﻗﻪ ﻭﺷﺪﺗﻪ ﺳﺒﻴﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻳﻮﻡ اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﺃﺻﺤﺎﺏ اﻟﻬﻮﻯ ﻗﺪ ﺑﻠﻎ ﻣﻨﻬﻢ اﻟﺤﺮ ﻭاﻟﻌﺮﻕ ﻛﻞ ﻣﺒﻠﻎ ﻭﻫﻢ ﻳﻨﺘﻈﺮﻭﻥ ﺑﻌﺪ ﻫﺬا ﺩﺧﻮﻝ ﺳﺠﻦ اﻟﻬﻮﻯ ﻓﺎﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ اﻟﻤﺴﺆﻭﻝ ﺃﻥ ﻳﻌﻴﺬﻧﺎ ﻣﻦ ﺃﻫﻮاء ﻧﻔﻮﺳﻨﺎ اﻷﻣﺎﺭﺓ ﺑﺎﻟﺴﻮء ﻭﺃﻥ ﻳﺠﻌﻞ ﻫﻮاﻧﺎ ﺗﺒﻌﺎ ﻟﻤﺎ ﻳﺤﺒﻪ ﻭﻳﺮﺿﺎﻩ ﺇﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲء ﻗﺪﻳﺮ ﻭﺑﺎﻹﺟﺎﺑﺔ ﺟﺪﻳﺮ.

روضة المحبين صـ ٤٨٥-٤٨٦
---------------------
Broadcast by
Ahlus Sunnah Karawang;
Channel MutiaraASK,
http://bit.ly/MutiaraASK
Website ASK,
http://bit.ly/BlogASK
BBM Mutiara Salaf,
Pin:54ABD49E | Channel:C001C7FFE

➥ #renungan #hawa_nafsu

Sabtu, 19 Maret 2016

Hukum Berdoa Sesudah Shalat Wajib Atau Sunnah


•---•--•---•
HUKUM BERDOA SESUDAH SHALAT WAJIB ATAU SUNNAH

⭐️Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah

✅[ Pertanyaan ]

Anda menyebutkan terkait dengan keutamaan doa atau mengangkat kedua tangan ketika berdoa, bahwa dahulu keadaan salaf, para sahabat dan ulama berdoa sebelum salam. Lalu masalah mengangkat kedua tangan sesudah shalat, apakah demikian juga dilakukan dalam shalat wajib atau sunah? Apa yang utama bagi seseorang mengangkat kedua tangannya atau tidak?

[ Jawaban ]

Barakallahu fiik. Pada dasarnya jangan Anda bertanya tentang mengangkat kedua tangan sesudah shalat, namun tanyalah tentang doa sesudah shalat, disyariatkan ataukah tidak?

Kami katakan: Hal itu tidak disyariatkan, karena Allah ta'ala berfirman:

« فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ » [النساء: 103]

"Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, berdzikirlah (ingatlah) Allah." [An-Nisa': 103]

Allah tidak berfirman: Berdoalah, sehingga tidak ada tempat untuk berdoa setelah shalat, tempat doa itu sebelum shalat karena Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengetahui para sahabat bertasyahhud, maka Beliau pun bersabda: "Kemudian hendaknya berdoa dengan apa yang dia kehendaki."

Beliau menjadikan doa sebelum shalat dan mewasiatkan kepada Muadz Radhiyallahu 'anhu untuk mengucapkan setelah tasyahhud akhir sebelum salam:

« Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik » “Ya Allah tolonglah aku untuk mengingat-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.”

Ini doa. Kemudian, sesungguhnya maksud yang dikehendaki dari hal ini yakni seseorang itu selama shalat, dia sedang bermunajat (berbisik-bisik) kepada Allah ta'ala dan ketika selesai shalat berakhirlah munajatnya. Maka apa yang lebih utama Anda berdoa dalam kondisi Anda bermunajat kepada Allah atau setelah selesai bermunajat? Yang pertama lebih utama. Dan tidak ada bedanya antara shalat wajib dan sunah.

Penanya: Bagaimana dengan hadits bahwa doa itu tidak tertolak antara adzan dan iqomah?

Syaikh: Ya. Benar, Anda hendak berdoa setelah shalat sunah yang ada sebelum iqamah bukan karena doa itu setelah shalat sunnah namun karena itu tempat dikabulkannya doa. Yang seperti ini tidak mengapa. Angkatlah tanganmu hingga iqamah shalat.

Penanya: Meskipun seseorang itu berdoa sebelum salam kemudian melanjutkan berdoa dengan lama?

Syaikh: Tidak mengapa, yang demikian itu masuk dalam hadits.

[Fatawa Ibnu 'Utsaimin, 15/216]

حكم الدعاء بعد الصلاة

⭐️للشيخ العثيمين رحمه الله

✅[ السؤال ]

ذكرت بالنسبة لقضية الدعاء أو رفع اليدين عند الدعاء أن حال السلف والصحابة وأهل العلم في ذلك أنهم كانوا يدعون قبل السلام، فقضية رفع اليدين بعد الصلاة هل هذا في الفريضة والنافلة كذلك، هل الأفضل أن للإنسان أن يرفع يديه أم لا؟

[ الجواب ]

بارك الله فيك، أصلاً لا تسأل عن رفع اليدين بعد الصلاة، اسأل عن الدعاء بعد الصلاة هل هو مشروع أم لا؟

نقول: هو غير مشروع؛ لأن الله قال:

« فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ » [النساء: 103]

ما قال: فادعوا، فلا محل للدعاء بعد الصلاة، محل الدعاء قبل السلام؛ لأن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم كان يعلم أصحابه التشهد ويقول: ثم يدعو بما يشاء،

فجعل الدعاء قبل السلام، وأوصى معاذاً رضي الله عنه أن يقول بعد التشهد الأخير قبل السلام:

« اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك »

وهذا دعاء، ثم إن المعنى يقتضي هذا، الإنسان ما دام يصلي فهو يناجي الله، وإذا انصرف من الصلاة انتهت المناجاة، فهل الأولى أن تدعو وأنت تناجي الله، أو بعد أن تنصرف من المناجاة؟ الأول أولى، ولا فرق بين الفريضة والنافلة.

السائل: حديث الدعاء بين الأذان والإقامة لا يرد؟

الشيخ: نعم. صحيح، تريد أن تدعو بعد السنة التي قبل الإقامة لا لأنه بعد السنة ولكن لأنه محل إجابة، هذا لا بأس به، وارفع يدك إلى أن يقيم الصلاة.

السائل: ولو دعا الإنسان قبل السلام ثم استمر يدعو طويلاً؟

الشيخ: لا بأس يدخل في الحديث.

[فتاوى ابن عثيمين، 216/15]

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=122252

••••••••
http://bit.ly/Al-Ukhuwwah

✏️___     
Edisi: مجموعة الأخوة  السلفية [-MUS-]
Klik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf

Ⓜ️ #Fiqih #Shalat #doa_sesudah_shalat

Jumat, 18 Maret 2016

Kamu... Iya Kamu... Duhai Wanita Yang Berharga

⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️⬆️

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul hafizhahullah

Kamu...
           Iya kamu...
   duhai wanita yang berharga

Dalam kehidupanmu..

kamu adalah RATU dalam singgasanamu....

Di dalam rumahmu, kamu mengatur istanamu setiap hari.
Engkau memimpinnya di hari yang lain.

Tanaman yang engkau tanam terus tumbuh membesar di depan matamu

Namun...
mata-mata yang hasad siap membidikkan anak panahnya,  

berambisi untuk merobohkanmu dari istana kerajaanmu...
Dia berambisi merobohkan dinding kehormatan dan kesucianmu...

Mereka menamakan semua itu dengan emansipasi wanita, dengan tujuan untuk  merusak dan merugikanmu...

Dia arahkan anak panahnya untuk
membakar hijabmu,
merobek jubahmu,
⛈ dia berambisi menyembelih keanggunanmu yang sangat berharga,
⚡️ dia ingin menghilangkan sifat malu dari wajahmu di jalan-jalan.

☔️ Mereka mengetahui bahwa singgasana kerajaanmu adalah basis dan bagian terpenting dalam masyarakat
Maka mereka ingin memporak-porandakan wilayah kekuasaanmu,
agar kamu turun tahta dari singgasana kerajaanmu

Mereka berusaha dengan berbagai macam model godaan dan berusaha menghiasinya untukmu,
seperti turun ke jalan-jalan,    
mengendarai mobil.
Mereka ingin mengaburkan singgasanamu,
mereka ingin engkau melupakan dan meninggalkan istana kerajaanmu

Akan tetapi makar mereka kembali pada diri mereka sendiri.

Semoga engkau selamat untuk kami duhai wanita yang berharga

Apakah kamu sebagai ibu...
       saudari...
              maupun anak perempuan

✍ Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab hafizhahallah pada Jum'at 15 Shafar 1437 H / 27 November 2015

telegram.me/miraathalanbeyaa

annisaa.salafymalangraya.or.id
Telegram.me/nisaaassunnah

Nisaa` As-Sunnah

Hubungan Intim (Jima') Di Malam Jum'at

▪▪▪

:: HUBUNGAN INTIM (JIMA') DI MALAM JUM'AT ::

⭐Dari Aus bin Aus Radliallahu'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda,

مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَّلَ ، وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ ، وَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا أَجْرُ سَنَةٍ صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dan memandikan istri (menyebabkan istri mandi karena menyetubuhinya), lalu ia pergi di awal waktu atau ia pergi dan mendapati khutbah pertama, lalu ia mendekat pada imam, mendengar khutbah serta diam, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti puasa dan shalat setahun.” [HR. Tirmidzi no. 496. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih].

Ada ulama yang menafsirkan maksud hadits penyebutan mandi adalah "ghosal" bermakna mencuci kepala, sedangkan "ightasal" berarti mencuci anggota badan lainnya. Demikian disebutkan didalam Kitab Tuhfatul Ahwadzi 3:3.

Ada tafsiran lain mengenai makna mandi dalam hadits di atas sebagaimana kata Ibnul Qayyim di dalam Kitab Zaadul Ma’ad,

قال الإمام أحمد: (غَسَّل) أي: جامع أهله، وكذا فسَّره وكيع

Imam Ahmad berkata, makna “ghossala” adalah; menyetubuhi istri. Demikian pula yg ditafsirkan oleh Waki’.

Dan tafsiran di atas disebutkan pula di dalam Tuhfatul Ahwadzi 3:3. Dan sudah tentu hubungan intim menjadikan seseorang wajib untuk mandi junub.

Namun kalau kita lihat tekstual hadits di atas, yang dimaksud hubungan intim di sini adalah pada pagi hari pada hari Jum’at, bukan pada malam harinya. Sebagaimana hal ini dipahami oleh para ulama dan mereka (para ulama) tidak memahaminya pada malam Jum’at.

وقال السيوطي في تنوير الحوالك:

« ويؤيده حديث: أيعجز أحدكم أن يجامع أهله في كل يوم جمعة، فإن له أجرين اثنين: أجر غسله، وأجر غسل امرأته. أخرجه البيهقي في شعب الإيمان من حديث أبي هريرة. »

Imam As Suyuthi dalam Tanwirul Hawalik, menguatkan hadits tersebut dan berkata:

˝Apakah kalian lemas (karena) menyetubuhi istri kalian pada setiap Jum’at (artinya bukan di malam hari, -pen).

Karena menyetubuhi saat itu mendapat dua pahala:
(1) pahala mandi Jum’at,
(2) pahala menyebabkan istri mandi (karena disetubuhi).˝

Hadits yang dimaksud dikeluarkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman dari hadits Abu Hurairah. Dan tentunya sah-sah saja jika mandi Jum’at digabungkan dengan mandi junub.

⭐Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan,

“Jika seseorang meniatkan mandi junub dan mandi Jum’at sekaligus, maka maksud tersebut dibolehkan.” [Silahkan periksa Al Majmu’, 1: 326]

Intinya,
▪bersetubuh pada malam Jum'at adalah pemahaman keliru yang tersebar di masyarakat.
▪Yang tepat dan yang dianjurkan, adalah hubungan intim pada pagi hari ketika mau berangkat Jumatan, dan bukan di malam hari.
▪Tentang anjurannya pun masih diperselisihkan oleh para ulama karena tafsiran yang berbeda dari mereka.

Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah Ta'ala agar senantiasa kokoh di atas Sunnah. Dan Semoga bermanfaat. Wallaahu a'lam.

✍ Pesan ini disebarluaskan oleh BB Da'wah Ahlussunnah

◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯ ♢ ◯
Edisi: مجموعة الأخوة السلفية ✧[-✪MUS✪-]✧

:: Channel Telegram ::
https://telegram.me/ukhuwahsalaf

〰〰〰〰

Diposting ulang oleh
Nisaa` As-Sunnah